Aura Cinta yang berani protes kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi menjadi sorotan dan perbincangan.
Ia berani mengkritik Dedi Mulyadi soal kebijakan larangan acara perpisahan sekolah di luar kota.
Aura Cinta yang juga korban penggusuran meminta agar perpisahan sekolah tetap boleh dilakukan di luar kota.
Keberanian Aura Cinta menyuarakan pendapatnya ini menuai pro dan kontra.
Ada yang memuji, ada juga yang menghujatnya.
Sebab, Aura Cinta ngotot menolak larangan acara wisuda sekolah, sementara keluarganya terbilang tak mampu.
Keluarga Aura Cinta pun menjadi salah satu yang digusur dalam pembongkaran lahan di bantaran Kali Bekasi, Jawa Barat.
Ia pun sudah diberi uang Rp10 juta oleh Gubernur Dedi Mulyadi untuk mengontrak, setelah rumahnya digusur.
Namun kini dalam podcast bersama dokter Richard Lee, Aura Cinta sebut uang itu tak cukup.
Ia pun kembali curhat merasa digusur seperti hewan dari rumahnya di Kampung Sukajaya, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
"Penggusuran ini menurut saya ngegusur para korban ini seperti hewan, jadi gusur tinggal gusur. sedikit diintimidasi," katanya.
Aura yang lulus SMA tahun 2024 ini mengatakan, pemerintah harusnya merangkul para warga yang akan digusur.
"Namanya mengayomi berarti kan merangkul masyarakat yang tinggal di tanah negara yah. Merangkul diajak musyawarah diberikan solusi dicarikan solusi gak asal main gusur.
Kita kan hidup di situ untuk cari nafkah, terus kalau pergi untuk mindahin barang usaha juga kan mati, gak ada penggantinya," katanya. (*)
Posting Komentar
Posting Komentar