Ingat Aura Cinta, remaja yang adu argumen dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi?
Rumahnya digusur dan diberi Rp10 juta, tak hanya itu Aura Cinta adu argumen dengan Dedi Mulyadi soal perpisahan sekolah.
Di podcast terbarunya bareng dokter Richard Lee, Aura Cinta menyebut uang p10 juta tak cukup.
Aura Cinta juga menyebut digusur seperti hewan dari rumahnya di Kampung Sukajaya, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
"Penggusuran ini menurut saya ngegusur para korban ini seperti hewan, jadi gusur tinggal gusur. Sedikit diintimidasi," katanya.
"Namanya mengayomi berarti kan merangkul masyarakat yang tinggal di tanah negara yah. Merangkul diajak musyawarah diberikan solusi dicarikan solusi gak asal main gusur.
Kita kan hidup di situ untuk cari nafkah, terus kalau pergi untuk mindahin barang usaha juga kan mati, gak ada penggantinya," katanya.
Aura Cinta bercerita, ayahnya, Agus sudah tinggal di tanah negara itu sejak 2004. Tanah itu didapat Agus dari orangtuanya.
"Merantau dari Jawa kebetulan orang tua kami menyediakan di situ.
Dia beli untuk kami tempati. Sudah bentuk rumah. Surat semacam dari pengairan. Bukan (surat tanah). Tahu (itu tanah pemerintah)," kata Agus.
Setelah digusur, empat hari kemudian Aura membuat video sampai viral di media sosial.
Agus mengatakan gara-gara video Aura itulah warga diundang ke rumah Gubernur Jabar Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat.
"Jadi diundang masalah penggusuran untuk mendapat dana kompensasi dengan satu syarat Aura harus ikut," kata Agus.
"Jadi setelah saya viral dulu, saya viral baru ke notice," timpal Aura.
"Kita hadir, dari masyarakat sudah hadir sekitar 3 jam lebih tetapi beliau belum bisa nemui masyarakat sebelum Aura hadir, ditunggu.
Setelah saya sampai di sana baru dipersihalkan masuk," kata Agus.
Menurutnya, dana kompensasi diberikan Dedi Mulyadi gara-gara video Aura Cinta.
"Memang tidak ada dana kompensasi (sebelumnya). Jadi dana kompensasi ini diberikan setelah beliau kenotice videonya Aura," katanya.
Dedi Mulyadi menyalurkan uang bantuan kontrakan pada 31 warga sebesar Rp 10 juta.
Aura Cinta mengatakan uang dari Dedi Mulyadi kurang.
"Belum (cukup). Ya sebenanrya bersyukur, cuman belum cukup kalau untuk keseluruhan.
Karena rata-rata masyarakat tinggal di situ kan buka usaha. Rp 10 juta ini kurang cukup, mungkin cukup buat mindahin, buat nyari kontrakan sekitar Rp 6 juta. terus buat mindahin barang bolak balik kan butuh biaya," katanya.
Diketahui bahwa penggusuran dilakukan pihak pemerintah Kabupaten Bekasi.
Dari Pemkab Bekasi memang tidak diberi kompensasi karena warga yang digusur merupakan mereka yang tinggal di tanah negara.
"Yang mengkritiknya saya undang, saya bantu juga untuk kontrakan," kata Dedi Mulyadi saat debat dengan Aura Cinta di Lembur Pakuan.
Dedi mengatakan bantuan yang ia salurkan bukan dari Pemkab Bekasi, melainkan CSR Bank Jabar Peduli.
"Yang bantunya bukan saya, dari Bank Jabar Peduli. Dari CSR, CSRnya sekarang nampak buat masyarakat," kata KDM.
Dedi Mulyadi memberi bantuan Rp 10 juta tersebut juga atas rasa simpati dan kemanusiaan.
Selain mendorong Bank Jabar memberi bantuan, ia juga sudah mendorong Menteri Perumahan dan Pemukiman untuk mencarikan solusi bagi warga yang digusur.
"Saya cerita orang yang rumahnya di bantaran sungai harus dicarikan solusi rumah. Saya tuh berpikirnya panjang," kata Dedi Mulyadi.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Posting Komentar
Posting Komentar