infoselebb.my.id: Roy Suryo Tantang Jokowi Sebut 'Sosok Besar' di Balik Isu Ijazah, Pengamat: Terompet Perang Ditabuh - LESTI BILLAR

Roy Suryo Tantang Jokowi Sebut 'Sosok Besar' di Balik Isu Ijazah, Pengamat: Terompet Perang Ditabuh

Posting Komentar

Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengenai adanya "orang besar" yang memainkan isu ijazah palsu miliknya terus menuai polemik dan reaksi keras dari berbagai pihak.


Pakar telematika, Roy Suryo, secara terbuka menantang Jokowi untuk segera menyebutkan nama sosok besar yang dimaksud agar kegaduhan politik tidak berlarut-larut.


Sementara itu, Pengamat Politik menilai pernyataan Jokowi tersebut ibarat menabuh terompet perang. 


Sebelumnya, Jokowi mengaku sudah mengetahui nama orang besar di balik isu ijazah palsu miliknya yang telah bergulir selama empat tahun.


Jokowi memastikan isu ijazah palsu terus dimainkan karena adanya kepentingan politik untuk menurunkan reputasinya.


Padahal, Jokowi sendiri mengaku tidak memiliki reputasi apa pun.


Jokowi menegaskan sosok orang besar tersebut mudah untuk diketahui masyarakat.


Namun, ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu enggan menyebutkan nama orang besar tersebut ke publik.


"Saya pastikan iya (ada agendan besar dan orang besar di balik kasus ijazah)," kata Jokowi mengutip tayangan KompasTV, Selasa (9/12/2025).


"Saya kira gampang ditebak. Tidak perlu saya sampaikan," imbuhnya.


Roy Suryo Tantang Jokowi

Merespons hal itu, Roy Suryo meminta Jokowi menyebutkan nama sosok orang besar yang memainkan isu ijazah palsu.


Jika Jokowi memang mengetahui siapa orang besar di balik isu ijazah palsu, Roy Suryo menantang untuk menyebutkan identitasnya. 


"Tolong kalau memang tahu, jangan kemudian membuat masyarakat terbelah," kata Roy Suryo dalam YouTube Garuda TV, Jumat (12/12/2025).


"Karena apa? Karena kan dikatakan sudah tahu, sudah bisa ditebak, sebutin aja. Ini kata-kata ini so simple seperti ijazah tunjukin aja gitu loh," imbuhnya.


Menurut Roy Suryo, apabila Jokowi mengungkap dan menyebutkan nama orang besar yang memainkan isu ijazah palsu, maka tidak akan ada tindakan saling tuduh.


"Kalau tokoh besar sebutin aja siapa. Jadi kan kita tenang tidak usah menuduh-nuduh siapa karena kalau dikatakan politik repot," ucap Roy Suryo.


Pengamat: Terompet Perang Ditabuh

Terpisah, pengamat Politik Universitas Nasional, Selamat Ginting juga menyoroti pernyataan Jokowi yang menyebutkan ada sosok besar di balik isu ijazah. 


“Terompet perang ini sebenarnya sudah ditabuh, sudah dibunyikan oleh mantan Presiden Jokowi sendiri,” ujar Selamat Ginting dalam tayangan KompasTV Jumat, (12/12/2025).


“Dengan cara menuding, dan ini spekulatif. Sehingga menurut saya memang lonceng perang sudah dibunyikan,” lanjutnya.


Di kesempatan yang sama, eks Kabareskrim Polri, Susno Duadji juga menyampaikan pesan kepada Jokowi soal kecurigaan adanya "sosok besar" tersebut.


“Mudah-mudahan Pak Jokowi mendengar bahwa isu politik yang dilemparkan tentang orang gede itu tolong untuk segera diakhiri,” ujar Susno Duadji. 


“Sehingga tidak dikatakan bahwa Pak Jokowi membuat gaduh, dan saya yakin Pak Jokowi tidak bertujuan untuk membuat gaduh. Beliau adalah seorang negarawan,” lanjutnya.


Rektor UGM Disebut Tak Terang-terangan

Terpisah, kuasa hukum pakar telematika Roy Suryo dkk, Abdul Gafur Sangadji, menyebut Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Ova Emilia tidak pernah menyatakan status ijazah Jokowi secara eksplisit atau terang-terangan.


Hal tersebut disampaikan Gafur ketika menanggapi kemunculan Ova Emilia belum lama ini untuk mengklarifikasi ijazah Jokowi.


Menurut Gafur, kejelasan soal status ijazah Jokowi sebenarnya adalah hal yang paling ditunggu-tunggu dari pernyataan Ova Emilia.


Status yang dimaksud adalah, apakah ijazah yang dipegang Jokowi adalah ijazah asli yang benar-benar dikeluarkan oleh UGM. 


"Dari semua pernyataan-pernyataan Bu Rektor itu, sebenarnya ada satu keterangan yang ditunggu-tunggu rakyat, termasuk saya juga menunggu, yaitu pernyataan terhadap status ijazah," jelas Gafur di YouTube Abraham Samad Speak Up, Kamis (11/12/2025).


"Benarkah ijazah yang dipegang oleh Pak Jokowi itu adalah ijazah asli yang dikeluarkan oleh UGM, dan itu tidak pernah keluar dari rektor secara eksplisit." imbuhnya. 


Selanjutnya, Gafur menilai, seharusnya Rektor UGM memberikan kepastian soal keaslian ijazah Jokowi sembari menampilkan dokumen tersebut ke hadapan publik.


"Nah, seharusnya Rektor UGM ketika ingin menjawab polemik ijazah, kan ini polemik ijazah, bukan polemik S1 sarjana muda Pak Jokowi, tapi kan polemiknya ijazah, dan itu tidak pernah dikeluarkan," kata Gafur.


"Seharusnya yang dijawab itu adalah pada saat dia memberikan klarifikasi, ijazahnya ditampilkan dan 'kami pastikan ijazah Pak Joko Widodo adalah ijazah asli yang kami keluarkan.'" imbuhnya. 


Jokowi Heran Kenapa Dipermasalahkan

Dalam wawancara dengan KompasTV, Jokowi sendiri heran mengapa keaslian ijazahnya masih dipermasalahkan.


Padahal, kata Jokowi, pihak UGM sudah menyatakan ijazahnya asli.


"Saya lihat ini memang ada agenda besar politik, ada operasi politik," ungkapnya Selasa (9/12/2025).


"Kenapa sih kita harus mengolok-olok, menjelek-jelekan, merendahkan, menghina, menuduh, semua dilakukan untuk apa kalau hanya untuk main-main, kan mesti ada kepentingan politiknya di situ," jelasnya.


Jokowi meminta semua pihak untuk berkonsentrasi pada hal-hal yang besar di masa-masa ekstrem saat ini, salah satunya menghadapi masa-masa perubahan karena artificial intelligence hingga humanoid robotic.


"Jangan malah energi besar kita dipakai untuk urusan-urusan yang sebetulnya menurut saya urusan ringan," tuturnya.


Jokowi mengaku siap menunjukkan ijazah asli kelulusannya dari sekolah dasar hingga sarjana kepada pengadilan.


Menurut Jokowi, pengadilan adalah forum yang paling tepat untuk membuktikan keaslian ijazahnya.


"Ya, itu (pengadilan) forum yang paling baik untuk menunjukkan ijazah asli saya dari SD, SMP, SMA, universitas, semuanya dan saya bawa," katanya.


Jokowi membawa persoalan ini ke ranah hukum agar jadi pembelajaran untuk tidak mudah menuduh seseorang.


"Untuk pembelajaran kita semuanya bahwa jangan sampai gampang menuduh orang, jangan sampai gampang menghina orang, memfitnah orang, mencemarkan nama baik seseorang," pesannya.


Menurut Jokowi, kasus serupa bisa terjadi ke orang lain jika ia tidak membawa kasus ini ke ranah hukum.


"Bisa terjadi tidak hanya kepada saya, bisa ke yang lain, ke menteri, ke presiden yang lain, ke gubernur, bupati, wali kota, semuanya dengan tuduhan asal-asalan," pungkas Jokowi.


(Tribunnews.com/KompasTV.com/KompasTV.com/Tribunnews.com)

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter