Video lama Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, kembali viral di media sosial.
Dalam video tersebut, Bahlil dengan santai berbicara mengenai konsekuensi menjadi pejabat publik.
“Saya cuma ingin mewakafkan diri saya, baik moril maupun materil, untuk negara, untuk ngurus rakyat," ujar Bahlil dikutip pada Rabu (22/10/2025).
Termasuk harus siap menghadapi kritik dan cemoohan dari masyarakat.
"Dan itulah konsekuensi dari seorang yang ditunjuk menjadi pembantu presiden,” ucapnya.
Ia juga menegaskan, seseorang yang ingin menjadi menteri seharusnya sudah siap menghadapi cibiran publik.
“Kalau mau jadi menteri, siapkan dulu untuk dicemooh orang. Kamu udah siap dicemooh belum?," Bahlil menuturkan.
Namun, pernyataan itu kembali menjadi sorotan usai kelompok yang menamakan diri Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) melaporkan sejumlah akun media sosial ke Polda Metro Jaya, buntut dari beredarnya meme dan unggahan yang dianggap menghina Bahlil.
“Gak boleh kalau jadi menteri tuh jangan baper, jangan baper,” Bahlil menegaskan dalam potongan videonya yang beredar.
Sebelumnya, Aktivis dan praktisi hukum, Ferdinand Hutahaean, turut memberikan komentarnya mengenai sejumlah akun Medsos yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya.
Seperti diketahui, akun Medsos itu dilaporkan kelompok yang menamakan diri Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) karena menganggap menjelek-jelekkan Bahlil Lahadalia.
"Ya saya agak bingung juga ya melihat saya sebut pendukungnya Bahlil ini lah ya," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Rabu (22/10/2025).
Mengenai dugaan pasal yang dilaporkan, Ferdinand juga mengaku bingung.
"Kalau pasal pencemaran nama baik itu kan harus dilaporkan langsung oleh yang bersangkutan harus oleh korban langsung," sebutnya.
Jebolan Universitas Bung Karno ini menuturkan, apa yang dilakukan oleh pendukung Menteri ESDM itu merupakan bagian dari pembungkaman.
"Dan saya pikir yang kedua ini adalah bentuk pembungkaman kritik dari masyarakat," Ferdinand menuturkan.
"Masyarakat seolah-olah sudah tidak bisa lagi berekspresi, mengkritik, pejabat negara ini," tambahnya.
Blak-blakan, Ferdinand menyebut bahwa negara akan hancur jika para pejabat enggan diberikan kritik hingga membawanya ke ranah pidana.
"Kalau mengkritik dengan cara-cara seperti membuat meme, mengkritik dengan cara-cara membuat karikatur segala macam dianggap pidana, ini negara akan hancur," timpalnya.
Ferdinand bilang, jika ingin membuat suasana kembali tenang dan tidak ada riak-riak, maka pendukung Bahlil mesti menarik laporannya.
"Sebaiknya dihentikan saja. Itu nggak masuk akal dan itu justru menunjukkan bahwa Golkar sepertinya anti kritik," tandasnya.
(Muhsin/fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR

Posting Komentar
Posting Komentar