Kasus kematian mahasiswa Universitas Udayana, Timothy Anugerah Saputra, masih menyisakan banyak pertanyaan.
Hingga kini, penyebab jatuhnya mahasiswa berusia 22 tahun itu dari lantai 4 Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana, Bali, belum menemukan titik terang.
Yang lebih membingungkan, rekaman CCTV yang seharusnya bisa mengungkap detik-detik sebelum Timothy jatuh justru tidak ditemukan. Padahal, lantai tersebut diketahui memiliki kamera pengawas.
Kondisi ini menimbulkan kecurigaan di hati sang ayah, Lukas Triana Putra, yang bertekad mencari kebenaran.
Menurut Lukas, pihak universitas memberi keterangan bahwa tidak ada CCTV di lantai 4. Namun, rasa penasaran membuatnya turun langsung ke lokasi untuk memastikan.
"Dari pihak universitas saya tanyakan CCTV alasannya CCTV di lantai 4 tidak ada," kata Lukas saat diwawancarai Kompas TV.
Tak puas hanya dengan jawaban itu, Lukas memutuskan datang langsung ke Gedung FISIP tempat anaknya ditemukan terjatuh.
Ia memeriksa setiap sudut gedung dan temuannya mengejutkan.
"Sedangkan saya lihat di lantai 4 itu ada CCTV," ungkapnya.
Lukas menyebut, di setiap sisi gedung FISIP sebenarnya terpasang kamera pengintai.
"Pintu masuk yang jatuhnya anak saya itu, harusnya sih saksi mata pun juga ada karena itu jam 9, jamnya lagi sibuk-sibuknya," tambahnya.
Dugaan dan Kecurigaan
Timothy ditemukan terjatuh pada Rabu, 15 Oktober 2025, sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, ia masih dalam keadaan bernyawa dan segera dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawanya tak tertolong.
Tragedi itu sempat membuat geger dunia kampus, terutama setelah muncul kabar bahwa semasa hidupnya, Timothy kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari rekan-rekannya. Bahkan, pasca wafat, beredar unggahan-unggahan mahasiswa lain yang membully almarhum, memicu kemarahan publik. (*)

Posting Komentar
Posting Komentar