infoselebb.my.id: Tak Sendiri? Malam Terakhir Arya Daru di Pusat Perbelanjaan Bersama Seseorang, Lakukan Transaksi Ini - LESTI BILLAR

Tak Sendiri? Malam Terakhir Arya Daru di Pusat Perbelanjaan Bersama Seseorang, Lakukan Transaksi Ini

Posting Komentar

Satu per satu fakta terkait kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan, akhirnya mulai terungkap ke hadapan publik.


Perkembangan terbaru mengungkap bahwa Arya ternyata tidak sendirian pada malam sebelum ia ditemukan dalam kondisi mengenaskan.


Ia ditemukan tewas di kamar kosnya yang berada di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli 2025.


Saat ditemukan, kondisi tubuh Arya cukup mengerikan, dengan bagian kepalanya terlilit lakban kuning yang menimbulkan banyak spekulasi mengenai penyebab kematiannya.


Kasus ini pun menjadi sorotan nasional, mengingat posisi Arya sebagai pejabat negara dan banyaknya kejanggalan yang masih belum terjawab.


"Korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik, kemudian terlilit lakban berwarna kuning di tempat tidurnya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.


Arya juga mengenakan kaos dan celana pendek.


"Kemudian tertutup selimut. Korban di atas tempat tidurnya ditemukan dengan menggunakan kaos dan celana pendek," ujarnya lagi.


Malam sebelumnya, Senin (7/7/2025), Arya Daru sempat terlihat di rooftop lantai 12 Gedung Kemenlu.


Ia berada di sana selama sekitar satu jam 26 menit.


"7 Juli 2025 pukul 21.43 sampai 23.09 atau sekitar 1 jam 26 menit, diduga korban berada di rooftop lantai 12 Gedung Kemenlu," ungkap Ade Ary.


Daru saat naik ke rooftop terlihat membawa tas gendong dan tas belanja.

KEMATIAN ARYA DARU - Plastik di Kepala Diplomat Arya Daru Kacaukan Analisi Pakar. (Kolase Ist via TribunBogor)

Namun barang-barang itu diduga ditinggalkan oleh Daru di rooftop.


"Kemudian saat turun, korban sudah tidak membawa tas gendong dan tas belanja," jelas Ade Ary lagi.


Isi dari tas yang dibawa Arya Daru itu pun diurai oleh Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak.


"Isi lengkapnya nanti akan disampaikan pada saat rilis besar, yang pasti dari barang-barang yang ada di rooftop tersebut ada beberapa seperti pakaian, kemudian kacamata ilik korban, parfum," jelas dia.


Reonald juga mengungkap bahwa Arya Daru pada malam itu ternyata tidak sendirian.


Arya Daru disebutkan ada bersama temannya di sebuah pusat perbelanjaan.


"Yang bersangkutan juga sebelum ke Kantor Kementerian, itu sempat di salah satu pusat perbelanjaan, dan CCTV nya sudah kita temukan, sudah kita ambil," kata dia.


Arya Daru bersama rekannya itu kemudian melakukan transaksi.


"Yang bersangkutan bersama rekannya ada melakukan transaksi, dan membeli pakaian, dasi, dan beberapa hal lainnya, Dan itu yang dibawa tersangka ke atas rooftop," ungkapnya.

MISTERI KEMATIAN DIMPLOMAT - Gelagat Arya Daru saat berada di rooftop Gedung Kemlu (Youtube Nusantara TV, Kompas.com, rekaman CCTV Rilis Polda Metro Jaya)

Ponsel Hilang


Meski berhasil menemukan tas yang ditinggalkan Daru di atas rooftop, namun polisi tidak menemukan HP korban.


Ponsel utama yang biasa dipakai Daru sehari-hari itu hilang.


Bahkan hingga saat ini, HP tersebut belum juga ditemukan.


"Memang benar salah satu dari HP korban itu belum ditemukan sampai saat ini," ungkap Reonald Simanjuntak.


Meski begitu, polisi sudah menemukan beberapa barang Daru yang lain.


"Yang ditemukan adalah HP korban yang lama dan device laptop milik korban, dan itu sudah diserahkan ke pemeriksa dari Lab Cyber Polda Metro Jaya , sudah dilakukan pemeriksaan, hasilnya sudah ada, nanti disampaikan pada saat rilis," jelas dia.


Istri Khawatir


Sementara itu, Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri mengatakan, ada hal yang harus didalami dari istri Arya Daru, Pita.


"Daripada mencurigai penjaga kos, saya padang penting kiranya ditanya kepada istri almarhum apa gerangan yang membuat sang istri sedemikian khawatir pada hari itu," kata Reza Indragiri.


Apalagi sang istri sangat khawatir karena suaminya tak bisa dihubungi di jam istirahat.


"Mengingat komunikasi terakhir pukul 21.00 WIB, berarti itu menyongsong jam istirahat, maka bukannya selepas jam 21.00 sampai pagi hari orang memilih untuk istirahat sehingga bisa saja kemudian mematikan HP nya, atau menunda komunikasi sampai fajar datang," kata dia.


Namun Pita rupanya sangat khawatir dengan kondisi sang suami bahkan sampai tak bisa tidur.


"Tapi sekali lagi, kenapa pada malam ini sang istri begitu khawatir bahkan disebut-sebut panik sehingga berulang kali menelepon penjaga kos untuk memeriksa kondisi suaminya," kata dia.


Ia pun mengaku tak menaruh curiga pada penjaga kos, Susanto.


"Justru pertanyaan ini sepatutnya lebih dilakukan pendalaman kepada istri ketimbang pada penjaga kos. Asumsi saya, adakan kondisi-kondisi tertentu, tindakan tertentu, ciri-ciri tertentu, atau apapun namanya yang lebih diktahui oleh istri, tapi tidak diketahui oleh pihak lain," beber Reza. (*)

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter