infoselebb.my.id: FOTO-FOTO Roy Suryo dan Jokowi, dari Bestie Jadi Benci, Luka Lama Esemka Berujung Isu Ijazah Palsu - LESTI BILLAR

FOTO-FOTO Roy Suryo dan Jokowi, dari Bestie Jadi Benci, Luka Lama Esemka Berujung Isu Ijazah Palsu

Posting Komentar

 

Dulu Bersahabat, Kini Berseberangan: Roy Suryo Ungkap Luka Lama soal Esemka dan Tudingan Ijazah Palsu Jokowi : Dari Bestie jadi Benci 


Tak banyak yang tahu, di balik panasnya kritik Roy Suryo terhadap Presiden Joko Widodo belakangan ini, tersimpan sejarah persahabatan yang dulu begitu erat. Ya, Roy—mantan Menteri Pemuda dan Olahraga—dan Jokowi—Presiden ke-7 RI—dulu bukan hanya rekan sejalan, tapi bisa dibilang bestie.


Mereka pernah berada dalam barisan yang sama. Roy bahkan mengaku kagum dengan sosok Jokowi muda yang penuh semangat dan gagasan segar. Salah satu yang paling membekas: proyek mobil nasional Esemka. Saat itu, Roy mendukung penuh, bahkan ikut terlibat langsung.


Namun siapa sangka, kisah manis itu berubah menjadi bara. Hubungan keduanya kini membeku. Kritik dilontarkan tajam. Tuduhan dilayangkan terbuka. Dan salah satu titik api yang menyulut keretakan itu tak lain adalah—mobil Esemka.


Dulu Bersahabat, Kini Berseberangan: Roy Suryo Ungkap Luka Lama soal Esemka dan Tudingan Ijazah Palsu Jokowi : Dari Bestie jadi Benci  (Dokumentasi Roy Suryo)


Dalam siniar yang tayang di kanal YouTube DeddySitorus Channel pada Jumat, 20 Juni 2025, Roy tak lagi menyimpan unek-uneknya. Dengan nada getir, ia mengungkap kekecewaannya atas proyek yang dulu diyakininya akan menjadi kebanggaan bangsa.


“Saya dulu pendukung Jokowi, karena idenya luar biasa,” kata Roy. “Waktu itu ada ide mobil Esemka. Saya ikut bantu di bidang TI. Bahkan, saya yang menyetir mobil Esemka dari Solo ke Jakarta bersama Pak Rudi (FX Hadi Rudyatmo).”


Namun di sanalah luka itu menganga. Ia merasa fakta dikaburkan demi pencitraan. “Jokowi-nya naik pesawat, tapi pemberitaannya seolah-olah Jokowi yang nyetir mobil,” ungkapnya, tak bisa menyembunyikan kekecewaan.


Sejak itu, satu per satu kepedihan muncul ke permukaan. Dari keraguan soal mobil Esemka hingga kini berujung pada isu yang jauh lebih panas—dugaan ijazah palsu. Sebuah konflik yang bermula dari semangat nasionalisme, kini membara di panggung politik dan opini publik.

Presiden ke-7 Joko Widodo menaiki salah satu produk mobil yang diluncurkan bersamaan dengan peresmian pabrik mobil Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi, di Sambi-Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019) siang. (ISTANA PRESIDEN/AGUS SUPARTO) (ISTANA PRESIDEN/AGUS SUPARTO)


Awal Mula Kecewa pada Jokowi


Namun, Roy Suryo kemudian mengungkapkan awal mula kekecewaannya terhadap Jokowi.


Dia mengaku bahwa setelah mobil Esemka menjadi sorotan nasional, Jokowi justru meninggalkan proyek tersebut, padahal sudah mendapat perhatian besar dari publik dan media.


“Saya kaget, Mas. Begitu selesai ya udah ditinggal gitu aja oleh Pak Jokowi. Kan repot, publikasinya sudah gencar, sampai ada berita nasional pemesanan 6.000 unit” beber Roy.


Roy Suryo mengaku semakin kecewa melihat nasib para siswa dan anak-anak muda yang terlibat dalam proyek tersebut.


Padahal para siswa sudah menaruh harapan besar untuk bisa memproduksi mobil rakyat.


"Tapi ternyata zonk kan?" ucap Roy.

Foto kenangan Roy Suryo saat menunggu uji emisi Mobil Esemka, produk mobil yang melambungkan nama Jokowi dari Kota Solo ke pentas nasional. (Dokumentasi Roy Suryo)


Dia mengaku saat itu menyimpulkan Esemka hanya digunakan Jokowi sebagai kendaraan politik maju Pilgub DKI Jakarta.


“Memang top,” ungkap Roy.


Roy Suryo mengaku jika Jokowi memiliki kemampuan luar biasa dalam membentuk citra dan memainkan peran sebagai tokoh yang dekat dengan rakyat.


“Saya akui, ya, yang namanya Joko Widodo itu pandai betul untuk memainkan tokoh itu pintar,” ujar Roy.


Roy Suryo mengatakan saat itu Jokowi saat itu sempat berkonsultasi dengannya mengenai membangun narasi sebagai sosok di balik mobil Esemka.


Bahkan kata dia, foto dan pemberitaan Jokowi saat mandikan mobil Esemka pakai air kembang sempat viral di media sosial pada 2012.


Oleh karena itu, Roy Suryo mengungkapkan awal mula dirinya dan rekan-rekan yang lain mempermasalahkan ijazah Jokowi yang disebut sebagai alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).


Roy Suryo mengungkapkan hal itu bermula ketika Jokowi bercanda dengan mantan Menko Polhukam Mahfud MD.


Kejadian itu, kata Roy Suryo terjadi pada 2013 silam. Jokowi dan Mahfud MD kala itu sedang membahas mengenai IPK.


Jokowi menimpali candaan Mahfud MD yang mengaku memiliki IPK 3,8.


Jokowi mengaku bisa lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di bawah 2,0.


Roy Suryo pun merasa janggal karena mahasiswa dengan IPK 2,0 bisa lulus dari UGM.


"Yang memicu (kasus ijazah) sebenarnya Pak Jokowi sendiri ketika tahun 2013, dia bercanda dengan Prof Mahfud MD tentang IP atau Indeks Prestasi."


"Singkat kata, waktu itu Pak Mahfud cerita IP-nya 3,8, Pak Jokowi cerita di bawah 2,”


“Nah, publik lalu bertanya, kok IP di bawah 2 bisa lulus dari UGM, padahal lulusnya lima tahun," katanya dikutip dari YouTube Cumi-cumi, Minggu (18/5/2025).


Setelah pernyataan tersebut, Roy Suryo mengaku beberapa pihak seperti pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa, lalu melakukan penelusuran tentang kelulusan Jokowi dari UGM tersebut.


Bahkan, hal tersebut sampai berujung gugatan hukum oleh seseorang bernama Bambang Tri Mulyono dan Sugi Nur Raharja pada tahun 2022 dan 2023.


Tetapi, mereka justru berujung dibui karena dianggap melakukan ujaran kebencian.


Roy Suryo mengatakan setelah gugatan tersebut, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta merilis fotokopi ijazah Jokowi.


Hanya saja, hal tersebut justru semakin membuat publik bertanya-tanya tentang keabsahan ijazah dan lulusnya Jokowi dari UGM.


"Inilah yang malah memacu (penelusuran ijazah Jokowi). Ketika, kemudian orang baru melihat penampilan ijazah fotokopi itu kemudian banyak analisis soal itu dan hingga soal skripsi," katanya.


Puncaknya adalah ketika ahli forensik digital sekaligus mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, datang ke UGM dan meneliti skripsi Jokowi.


Dari penelitiannya itu, kata Roy, Rismon menemukan berbagai kejanggalan tentang skripsi Jokowi. Bahkan, Rismon berani mengeklaim bahwa skripsi Jokowi palsu.


"Dia (Rismon) datang ke UGM lalu melakukan penelitian terhadap skripsinya (Jokowi) karena yang bisa dilihat skripsinya bukan ijazahnya."


"Dan dia mengatakan banyak kejanggalan di skripsinya dan dia mengatakan bahwa skripsinya palsu," tuturnya.


Seperti Rismon, Roy dan beberapa pihak lantas juga mendatangi UGM untuk melihat skripsi Jokowi.


Ternyata, temuan Roy serupa dengan Rismon, yaitu skripsi Jokowi memiliki banyak kejanggalan.


"Banyak sekali kesalahan di situ (skripsi Jokowi), termasuk nggak ada lembar pengujian, lembar pengesahan, tanda tangan dosen pembimbingnya juga diragukan."


"Bahkan, diragukan langsung oleh putrinya sendiri bahwa tanda tangan Profesor Achmad Soemitro yang ada di situ bukan tanda tangan almarhum ayahnya karena ejaannya juga salah," katanya.


( Tribun Trends / Serambinews.com/Agus Ramadhan )

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter