infoselebb.my.id: Agam Rinjani Ternyata Pernah Kaya Raya, Nginap di Hotel Rp24 Juta per Malam dan Sewa Lamborghini - LESTI BILLAR

Agam Rinjani Ternyata Pernah Kaya Raya, Nginap di Hotel Rp24 Juta per Malam dan Sewa Lamborghini

Posting Komentar

Abdul Haris Agam alias Agam Rinjani ternyata pernah kaya raya.


Hidupnya bergelimangan harta hingga dirinya pernah menginap di hotel Rp24 juta per bulan.


Bahkan, Agam sampai staycation di Bali dan menyewa Lamborghini.


Belakangan sosok Agam Rinjani memang jadi sorotan, usai aksinya mengevakuasi jasad Juliana Marins, pendaki Brazil yang tewas di Gunung Rinjani.


Ia pun menuai simpati publik hingga mendapat donasi Rp1,3 miliar.


Namun, donasi dengan nilai fantastis itu menuai kontroversi, sehingga uang itu tak sampai pada Agung Rinjani.


Usut punya usut, meski hidupnya kini sederhana ia tak kalap dengan banyak uang.


Pasalnya sang porter sudah pernah merasakan hidup mewah.


Selama 10 hari Agam ia mengaku bebas berliburan.


Seperti apa kisahnya?


Kisah Agam Rinjani hidup kaya raya


Dalam obrolannya dengan Denny Sumargo, Agam mengungkap pernah hidup sebagai orang kaya selama 10 hari. Ia mengumpulkan uang ratusan juta dari hasil menjadi porter Gunung Rinjani sejak 2016.


"Enggak enak jadi orang kaya. Pernah di Rinjani, ku niat mau jadi orang kaya 10 hari. Alhamdulillah terpenuhi," ungkap Agam, dilansir TribunnewsBogor.com pada Rabu (2/7/2025).


Mendengar cerita itu, Densu pun terkejut.


"Bagaimana caranya?" tanya Denny Sumargo.


"Dapat saya tamu yang banyak, hampir tiap minggu ku tabung itu uang. Total uang lumayan lah, saya orang gembel dapat uang Rp367 juta," ungkap Agam.


"Hah?" tanya Densu heran.


"Antar tamu selama berapa kali ku tabung. Jadi orang kaya saya selama 10 hari di Bali," imbuh Agam.


Agam mengaku menggunakan uangnya untuk liburan mewah ke Bali. Ia menyewa hotel kelas atas, termasuk Hotel Mulia, dan mobil-mobil mewah seperti Ferrari dan Lamborghini.


"Nginep saya di hotel Mulia. Berapa ku bayar itu hari, Rp24 juta satu malam. Nginep di mana sampai diusir sama security," ungkap Agam.


"Kenapa?" tanya Densu.


"Kan celana ku sobek-sobek. Motorku motor gembel. (kata security) 'eh jangan parkir di situ'. Memang saya salah parkir. Ditegur," imbuh Agam.


"Dipikir kau mau mencuri," ujar Densu.


"Eh jangan pandang-pandang orang secara fisik pak. Padahal saya tamunya pas check in," kata Agam.


"Akhirnya nginep, pergi kerja, ku surfing, pinjam mobil Ferrari," ujar Agam.


"Kau naik Ferrari bos? sewa?" tanya Densu.


"Sewa. Teman yang urus, berapa ratus itu saya kasih. Sampai dikira bos dari Jepang. Dia bilang dari mana? saya dari Makassar. (ditanya teman) 'pengusaha kamu?'. (kata Agam) 'enggak, gembel, porter'. Katanya apa itu porter.


Apa itu porter? porter tukang pikul di Gunung Rinjani. Katanya 'jangan bohong, pasti ada hotelmu di situ'. Kataku 'enggak ada hotel, saya aja numpang tidur'," ungkap Agam.


Selama hidup mewah sementara itu, Agam juga mengaku sempat didekati oleh banyak wanita, termasuk bule yang mengira ia seorang pengusaha.


"Akhirnya saya pergi (sewa) lamborghini, pakai pintu mobil buka samping, itu cewek langsung begini (melotot) matanya. Didekati saya banyak bule ditanya 'kamu pengusaha ya?'. Saya bilang saya tinggal di Rinjani', enggak ada yang percaya. Saya tinggal di double six, permalam Rp17 juta. (Kata teman) 'masa kamu gembel tidur di situ?'," imbuh Agam.


Namun usai liburan mewah selama 10 hari, Agam justru merasa resah karena uangnya hampir habis.


"Singkat cerita, habis semua uang, sisa Rp150 ribu. Besok ada tamu tiga hari lagi, kusuruh DP duluan, itu kudapat Rp400 juta untuk tiga hari, kan rombongan banyak, jadi kita yang tentukan harga, kita jual Rp8 juta per pax," akui Agam.


"Besoknya meletus Rinjani, 2017. Aku telepon, enggak jadi (mendaki) Rinjani ditutup. Hmm, jadi gembel nih saya. Jadi Rp150 ribu itu ku hemat sekali, numpang truk saya dari Bali sampai masuk Lombok bayar Rp20 ribu,'" sambungnya.


Saat ditanya apakah ia bahagia setelah hidup sebagai orang kaya, Agam dengan tegas menjawab tidak.


"Sebenarnya mah jadi orang kaya enak," ujar Densu.


"Enggak enak," kata Agam.


"Apanya tidak enak? orang uangnya habis," imbuh Densu.


"Pusing kita, mau belanja apa lagi ini. Mending jadi sederhana, kalau mau naik pesawat ada, mau masuk hotel ada, yang sederhana saja," ungkap Agam.


Donasi dikembalikan ke donatur


Dana donasi yang mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar atau sekitar R$522 ribu itu dikumpulkan melalui platform asal Brasil, Voaa.


Pada Senin pagi, 30 Juni 2025, Voaa memutuskan untuk menghentikan kampanye donasi tersebut. 


Alasannya, muncul banyak kontroversi, terutama terkait pemotongan biaya administrasi sebesar 20 persen yang dianggap membuat suasana tidak kondusif. 


“Kami memutuskan untuk segera membatalkan kampanye ini serta mengembalikan seluruh donasi secara otomatis dan utuh kepada para donatur,” tulis Voaa dalam pernyataan resminya. 


Isu biaya potongan tersebut menjadi salah satu pemicu utama pembatalan. 


Banyak publik Brasil mempertanyakan ke mana dana itu benar-benar akan disalurkan dan berapa besar yang akan sampai ke tangan Agam.


Di balik pembatalan tersebut, tersimpan polemik mengenai biaya administrasi dari platform penggalangan dana, serta sorotan publik terhadap transparansi dan tujuan awal kampanye tersebut. 


Alasan donasi untuk Agam Rinjani dibatalkan Kabar pembatalan donasi diumumkan oleh platform VOAA dan Razoes para Acreditarm, yang menjadi penggagas kampanye pengumpulan dana untuk Agam, pada Senin.


Dalam unggahan bersama di Instagram, mereka mengaku menjadi sasaran "serangan, ancaman, informasi palsu, dan ujaran kebencian" sejak rincian biaya platform mereka menjadi sorotan. 


Diketahui, dari total donasi sebesar 522.305 real Brasil (sekitar Rp1,5 miliar), sebanyak 20 persen atau sekitar 104.000 real Brasil (sekitar Rp309 juta) akan digunakan sebagai biaya operasional platform. 


Biaya inilah yang menuai kecaman, karena dianggap terlalu tinggi untuk aksi kemanusiaan. 


“Diskusi soal ‘Vaquinha Agam’ atau donasi untuk Agam sudah mengalihkan perhatian dari esensi kampanye ini dan, terutama, dari kisah yang ingin kami dukung,” tulis VOAA dalam pernyataan resminya. 


Pihak platform menyatakan bahwa biaya 20 persen itu digunakan untuk mendanai operasional website, kurasi, verifikasi, produksi konten, manajemen keuangan dan hukum, hingga komunikasi strategis. 


Mereka juga menegaskan bahwa potongan 20 persen sudah dibeberkan di awal penggalangan dana. 


Namun, karena dibatalkan, dana yang sudah terkumpul akan sepenuhnya dikembalikan ke para donor, langsung melalui metode pembayaran yang digunakan, tanpa perlu proses tambahan. 


Proses pengembalian dijadwalkan mulai Senin (30/6/2025). Meski demikian, banyak pendukung Agam di media sosial menyayangkan pembatalan donasi.


“Mereka lebih memilih mengembalikan semua uang daripada melepas potongan 20 persen. Ini membuktikan bahwa sejak awal, ini bukan tentang amal, tapi bisnis,” tulis salah satu komentar di akun Instagram VOAA.


(Bangkapos.com/Tribunnews/Tribun Jakarta)

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter