infoselebb.my.id: Tak Puas soal Penggusuran Rumah, Aura Cinta Tantang Dedi Mulyadi Debat Lagi: Harus Musyawarah Dulu - LESTI BILLAR

Tak Puas soal Penggusuran Rumah, Aura Cinta Tantang Dedi Mulyadi Debat Lagi: Harus Musyawarah Dulu

Posting Komentar

Aura Cinta kembali menjadi sorotan publik setelah secara terbuka menantang Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk debat kedua kalinya.


Gadis lulusan SMA tahun 2024 ini menyatakan belum puas dengan penjelasan Dedi terkait penggusuran rumah keluarganya di Kampung Sukajaya, Cikarang, Kabupaten Bekasi.


Nama Aura sebelumnya viral usai terlibat adu argumen panas dengan Dedi Mulyadi, yang akrab disapa Kang Dedi, dalam acara Lembur Pakuan.


Perdebatan bermula dari kebijakan larangan perpisahan sekolah yang dianggap membebani orang tua.


Dalam perdebatan itu, Aura mempertanyakan keputusan pemerintah provinsi, dan berpendapat bahwa seharusnya bukan melarang, tapi cukup mengurangi anggaran.


Meski berbeda pendapat, Dedi tetap memberikan bantuan sebesar Rp10 juta untuk membantu keluarganya mengontrak rumah baru.


Namun, bantuan tersebut tak serta merta menghapus kekecewaan Aura.


"Gak (puas), karena intinya di masalah penggusuran tapi gak dibahas yang penggusuran," katanya, dikutip dari Nusantara TV.


Menurut Aura, penggusuran rumah warga, termasuk rumahnya sendiri, dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek kemanusiaan.


"Halo pak, saya Aura Cinta. Mungkin waktu debat di Subang saya belum dapat jawaban yang puas karena pertanyaan saya intinya tentang penggusuran, inti dari rasa kemanusiaan, penggusuran yang kurang ada rasa kemanusiaan. Terus tujuan penggusurannya itu apa, maksudnya pembangunan ini tuh untuk apa. Butuh penjelasan lengkap," kata Aura.


Rumah Aura berada di wilayah proyek strategis Bendung Sungai Hulu (BSH) 0 Kali Cikarang dan Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL), dan berdiri di atas tanah milik negara.



Meski begitu, Aura menilai pemerintah harus tetap mengedepankan pendekatan yang lebih manusiawi.


"Kalau mau digusur yah boleh, cuma penggusuran ini harus memanusiakan manusia karena korban gusur bahkan para warga yang tergusur aku rasa kurang dimanusiakan," ucapnya.


Ia menceritakan bagaimana proses penggusuran berlangsung tanpa musyawarah yang jelas.


Aura mengaku rumahnya digusur setelah mendapat beberapa surat peringatan dari Satpol PP, tapi tidak pernah ada penjelasan transparan mengenai tujuan proyek tersebut.


"Karena tiba-tiba gak ada musyawarah, tidak ada tujuan penggusuran ini untuk apa belum jelas, tiba-tiba Satpol PP datang ngasih SP (surat peringatan) beberapa kali bahkan sampai ada preman yang sedikit mengintimidasi, nah itu kan kurang memanusiakan manusia," katanya.


Aura bahkan mengungkap bahwa preman yang datang diduga merupakan utusan dari pemerintah daerah.


"Premannya kalau gak salah bawaan pemda yah, baju biasa. Mengintimidasi karena warga sekitar kan cuma minta kejelasan untuk penggusuran itu apa, tapi preman ini angkat tangan 'saya cuma melaksanakan tugas, namanya digusur bapak kan tinggal di tanah negara ya silahkan pergi itu', gitu," kata Aura.


Aura menekankan bahwa masyarakat seharusnya diajak berdialog, tidak diperlakukan seolah-olah mereka tidak punya hak untuk tahu.


"Tapi kan setidaknya ada penjelasan dikit dong memanusiakan manusia jangan disuruh asal pergi seperti hewan, itu kan kurang pantas. Mungkin lebih ke main hakim sendiri, karena masyarakat gak diajak untuk bersama ngebahas apa, tiba-tiba digusur," katanya.


Aura menyebutkan bahwa meski rumahnya telah mendapat SP selama sebulan, tetap tidak ada informasi yang menjelaskan kejelasan tujuan pembangunan tersebut.


"Ada (informasi akan digusur) SP. Satu bulanan. Ada (surat peringatan) dan itu dikirim terus-terusan sama Satpol PP. Bukan (tiba-tiba), cuma kejelasannya untuk apa ini belum tahu," kata Aura Cinta.


Ia juga mengaku rumahnya digusur secara mendadak tanpa sempat menyelamatkan banyak barang.


"Soalnya karena kan belum jelas yah, ada juga program yang memang suka ngomongnya digusur gitu kan tapi kan program ini gak berjalan, nah ini tiba-tiba ini digusur beneran terus tiba-tiba apa namanya mobil tank yah, oh beko datang terus tiba-tiba gusur rumah. Aku sama orang tua belum sempat ngangkutin barang-barang yang masih bisa diambil. Iya betul, karena tiba-tiba datang," katanya.


Menurut Aura, pendekatan yang lebih bijak dan komunikatif seharusnya menjadi dasar kebijakan seperti ini.


"Seharusnya yang baik, warga diajak musyawarah dulu ditegasin ini untuk apa pembangunan, bagaimana dan solusinya bagaimana misalnya yang dipakai jarak untuk program ini berapa meter," katanya.


Saat mendatangi rumah Dedi Mulyadi untuk bertanya langsung, Aura mengaku belum mendapatkan penjelasan memadai.


"Gak (musyawarah) udah penggusuran, sudah lewat," katanya.


Walau masih menyimpan kekecewaan, Aura dan keluarganya tetap menerima bantuan CSR senilai Rp10 juta dari Bank BJB yang disalurkan melalui Dedi Mulyadi. Kini mereka tinggal di kontrakan baru yang tak jauh dari lokasi sebelumnya.


"Masih di Cikarang. Lokasi berbeda cuma agak dekat," katanya.


Aura kini berusaha mencari cara agar bisa membantu ekonomi keluarganya, terutama untuk mengembangkan usaha orang tuanya yang bergerak di bidang distribusi botol plastik.


"Bingung juga yah soalnya mau usaha lokasinya kurang strategis," katanya.


"Ada (rencana) mau nyari ruko buat dagang usaha. Karena orang tua usahanya supplier botol ya mungkin cari ruko biar bisa bantu orang tua," tambahnya.


Setelah perdebatan yang viral itu, Aura juga memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia hiburan.


"Agak hiatus dikit, soalnya mau fokus dulu sama kuliah," katanya.


Aura diketahui telah mengikuti ujian masuk Fakultas Filsafat Universitas Indonesia pada 28 April 2025 dan menunggu hasil yang akan diumumkan pada 28 Mei 2025.


Sementara itu, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa program pendidikan militer yang sempat disebut saat debat hanya ditujukan untuk lulusan SMP, dan belum ada skema untuk SMA.


"Nanti dipisah yah, ini (yang sekarang) untuk anak SMP. Nanti ada khusus anak SMA dan khusus dewasa, jadi tidak boleh dicampur, yah. Nanti saya siapkan programnya," kata Dedi Mulyadi kepada para orang tua yang ingin menitipkan anaknya. (*)

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter