infoselebb.my.id: Respons Menohok Ustaz Khalid Basalamah Soal Gubernur Konten, Dedi Mulyadi Dijuluki Mulyono Jilid 2 - LESTI BILLAR

Respons Menohok Ustaz Khalid Basalamah Soal Gubernur Konten, Dedi Mulyadi Dijuluki Mulyono Jilid 2

Posting Komentar

Pendakwah kondang Ustaz Khalid Basalamah memberikan reaksi menohok soal adanya sebutan 'Gubernur Konten' hingga pencitraan, kini sosok Dedi Mulyadi ada yang memberikan julukan Mulyono Jilid II.


Ustaz Khalid Basalamah mempunyai pandangan tersendiri soal adanya Gubernur yang kerap menampilkan kegiatan di media sosial.


Meski tidak menyebutkan nama secara rinci, namun Ustaz Khalid Basalamah memberikan respons yang bagus soal sosok pemimpin yang terjun langsung ke lapangan hingga mengabadikan di media sosial.


Dalam tayangan Talkshow Tanya Ustaz Khalid Basalamah, ia memberikan acungan jempol kepada sosok Gubernur yang membantu masyarakat.


Bahkan, ia mengibaratkan seorang panglima perang yang berani bertarung langsung dengan musuh.


"Kalau saya pribadi melihat ini bukan pencitraan, kecuali dia niat itu. Ada orang memang dia harus mem-publish apa yang dia lakukan," ujar Ustaz Khalid Basalamah dikutip TribunJakarta dari Youtube Khalid Basalamah Official, Kamis (22/5/2025).


Ia mencontohkan, seorang pemimpin yang mendapatkan amanah dari masyarakat harus bisa mensejahterahkan sebuah wilayah.


"Sekarang seorang pemimpin wilayah, bupati kah, wali kota, Gubernur, atau sampai pada tingkat menteri dan presiden misalnya. Dia kan diamanahkan tugasnya bagaimana caranya supaya tersampaikan," kata dia.


Setiap kegiatan yang dibagikan bisa memberikan dampak positif dan mendapatkan atensi besar.


"Dibagikan ke masyarakat sudah melakukannya, ya enggak ada masalah. Dibuat konten memang ini loh jalanan memang yang sedang dibuat ini, jembatan ini, sekolah itu enggak ada masalah," katanya.


Pendakwah yang lahir di Makassar itu dengan tegas menyebut konten yang dibagikan bukan sebuah pencitraan.


Setiap konten yang dibagikan diharapkan bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat yang menontonnya.


"Lalu dia imbau ke masyarakat misalnya, ini sudah kami lakukan tolong dijaga dengan baik-baik. Apa masalahnya? Pencitraan dari mana ini?," tuturnya. 


Lebih lanjut, Ustaz Khalid Basalamah meminta kepada masyarakat untuk tidak berprasangka buruk menanggapi setiap konten yang dibagikan pemimpin.


"Jangan suudzon dan prasangka buruk terus. Ini saya yakin yang suka sangka buruk ini pasti paling banyak keriputnya, paling banyak ubannya, paling banyak masalahnya ini," tegasnya.


"Tidak usah mikir masalah pencitraan, berprasangka baik lah," sambungnya.


Menurut Khalid Basalamah, pemimpin yang turun langsung membantu masyarakat wajib diacungi jempol.


Dibanding pemimpin yang hanya bisa memberikan instruksi, tapi kerjanya tidak ada.


"Saya melihat kalau ada pemimpin seperti ini benar-benar turun dan bantu masyarakat, ini luar biasa. Kebanyakan pemimpin panglima perang tak punya iman mereka santai aja, tapi mereka di rumah dan omong kosong," ujarnya.


"Pemimpin kalau seperti ini turun luar biasa, kalau dia cuma tinggal di rumah terus cuma bisa suruh, itu kurang tanggung jawab. Ayo berprasangka baik," tutupnya.


Dedi Mulyadi Dapat Julukan Gubernur Konten dan Mulyono Jilid II


Sementara itu, kini Dedi Mulyadi mendapatkan julukan Gubernur Konten, Mulyono Jilid II, hingga Gubernur Pencitraan.


Dedi Mulyadi merespons santai terkait adanya julukan baru yang diberikan kepadanya.


Ia menilai sebutan tersebut disematkan oleh orang-orang yang selalu memperhatikan segala aktivitasnya.


"Setelah bisa melewati masa-masa sulit, menyelamatkan anak remaja di Jawa Barat dari berbagai problem kriminal yang dialaminya melalui pendidikan disiplin di Barak Militer, kini berbagai pihak mulai mengepung kembali," ucap Dedi Mulyadi dikutip dari Instagram @dedimulyadi71.


"Dengan berbagai stigma, sebagai Gubernur Konten, Mulyono Jilid II, Gubernur Pencitraan dan berbagai tayangan lainnya, yang sengaja dibuat dengan tujuan cuma satu, karena mereka sangat memperihatikan saya," imbuhnya.


Mantan Bupati Purwakarta itu meyakini yang memberikan julukan itu berasal dari netizen hingga buzzer yang menggerakan.


Lantas siapa yang menggerakan? Dedi Mulyadi tak mengungkap secara gamblang hasil penemuannya.


Dedi Mulyadi menyebut netizen yang memberikan pandangan dan komentar buruk soal dirinya, bukan berasal dari Jawa Barat.


Menurut Dedi Mulyadi, mereka adalah buzzer yang memang memiliki tujuan untuk menjelek-jelekkan dan menciptakan citra buruk tentang dirinya.


Ia lalu mengungkit soal videonya saat sedang mengaduk semen yang kini tengah viral kembali.


Gara-gara video tersebut, Dedi Mulyadi ramai disebut sebagai Gubernur Pencitraan.


Padahal menurut Dedi Mulyadi video tersebut direkam sekitar 6 tahun lalu.


"Apapun yang saya lakukan dikomentari, dan ini dilakukan oleh orang di luar Jawa Barat, artinya banyak warga di luar Jawa Barat kesal sama saya," kata Dedi Mulyadi.


Meski mendapatkan serangan dan sebutan negatif, Dedi Mulyadi mengaku tidak masalah.


Dedi Mulyadi menilai, warga Jawa Barat akan selalu mencintainya.


Ia lalu menantang para buzzer untuk kembali membuat konten negatif soal dirinya.


"Bagi saya enggak ada masalah, terima kasih ya telah berupaya menggiring opini agar saya dibenci oleh warga," ujar Dedi Mulyadi.


"Salam untuk para buzzer tetap semangat, bikin konten negatif sebanyak-banyaknya tentang saya,"


"Agar bapak dan ibu bisa ngebul dapurnya," imbuhnya.


(TribunJakarta)

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter