Verrel Bramasta ditantang Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein terkait program pendidikan militer Dedi Mulyadi.
Selaku anggota DPR dapil Jabar, Verrel Bramasta merasa perlu mewakili untuk menyuarakan keresahan warganya.
Program pendidikan militer yang dicanangkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi hingga kini masih menuai pro dan kontra.
Ada yang setuju jika anak nakal dikirim ke barak militer untuk mendapatkan pendidikan karakter lebih baik.
Namun tak sedikit yang merasa program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersebut berlebihan.
Verrel Bramasta lantas menyampaikan kekhawatirannya terkait program Dedi Mulyadi tersebut.
Sayanganya, ia malah diulti oleh Bupati Purwakarta Saepul Bahri.
Menanggapi ulti tersebut, bagaimana respon Verrell Bramasta?
Verrel Bramasta menilai bahwa ia diadu domba.
"Isu yang sedang ramai digoreng saat ini saya meluruskan tidak ada sedikitpun dalam video saya bahwa saya kontra terhadap kebijakan di dapil saya," kata Verrel.
Ia mengaku hanya menyuarakan suara-suara yang tidak setuju siswa dididik di barak militer.
"Pada prinsipnya saya hanya menyuarakan suara mereka yang memiliki pandangn berbeda di dapil saya. Ambil saja itu sebagai bahan pertimbangan. Koreksi dan sempurnakan programnya," katanya.
Maka dari itu Verrel Bramasta pun tak menyanggupi tantangan dari anak buah Dedi Mulyadi.
"Saya kira saat ini kita tidak perlu berkompetisi di sini untuk menunjukan siapa yang paling kerja karena semua sudah ada porsi masing-masing."
"Jadi kalau ada satu dua pihak yang tersinggung, saya anggap mungkin mereka sedang banyak pikiran," kata Verrel.
Ia mengatakan akan datang jika Om Zein mengundang melihat program pendidikan di barak militer.
"Tapi jika semua sudah dilengkapi oleh kepala daerah yang merasa tersinggung, good job."
"Jika saya diundang dengan senang hati saya akan hadir. Jadi ditunggu undangannya yah," katanya.
Verrel Bramasta juga menekankan pada Om Zein sebagai pejabat untuk tidak anti kritik,
"Saya hanya mengingat kita semua sudah menjadi pelyan publik. Apapun lini dan trias politikanya, baik di eksekutif, legislatif, atau pun di yudikatf. Saya sebagai anggota DPR memiliki tupoksi mengawasi jalannya pemerintahan. Pemerintah pusat atau pemerintah daerah."
"Saya juga berharap bagi teman-teman yang menjadi pejabat untuk tidak anti kritik pada siapapun. Saya tidak menyindir. Sebagai pelayan masyarakat kita harus siap dkritik kalau tidak mau dikritik merasa paling benar tidak usah jadi pejabat," kata Verrel Bramasta.
Verrell Ditantang Bupati Purwakarta
Sebelumnya, anggota DPR RI sekaligus artis Verrel Bramasta ditantang Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein.
Saepul Bahri Binzein tantang Verrel Bramasta untuk mendidik 15 siswa usai kritik program Dedi Mulyadi yang kirimkan siswa ke barak militer.
Mulanya , Verrel Bramasta mengkritik program pendidikan Dedi Mulyadi di barak militer.
"Dalam banyak kasus menyimpang bagi anak-anak muda dan remaja ini bukan semata-mata hanya karena disiplin yang lemah, tetapi bisa juga ini merupakan manifestasi dari dinamika keluarga, social pressure, ataupun masalah emosional yang belum tertangani," kata Verrel di video awal.
Menurutnya pendekatan fisik tanpa psikologis dan spiritual tidak akan membentuk anak menjadi tangguh.
"Jangan sampai niat yang baik tidak selaras, karena dengan cara yang tidak tepat. Sebagai wakil rakyat dari daerah ini, saya rasa kita semua bisa mencermati persoalan ini dengan baik, tentunya mengenai pendekatan yang akan diterapkan," katanya.
Kritik tersebut kemudian ditanggapi Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein atau karib disapa Om Zein.
Ia merasa aneh dan heran pada Verrel yang merupakan anggota DPR dari Dapil Jabar VII (Purwakarta, Karawang, Bekasi).
"Mas kan dapil sini, mendingan turun deh mas, mendingan lihat deh langsung daripada mas berwacana," kata Om Zein.
Om Zein pun menantang Verrel untuk mendidik 15 siswa di luar barak militer.
"Ini kan ada yang mau masuk lagi 30 (siswa). Kita bagi dua aja deh mas, mas 15 saya 15. Yang 15 dengan cara mas, yang 15 lagi kita lanjutkan dengan cara di barak militer. Yuk, om yang nantangin," kata Om Zein.
Dedi Mulyadi Lanjutkan Program Pendidikan Militer
Meski menimbulkan pro kontra, Dedi Mulyadi tetap melanjutkan program pendidikan militer bagi siswa nakal di Jabar.
Uji coba program pendidikan militer ini telah dimulai dengan dikirimnya 39 siswa SMP yang dianggap nakal ke Resimen Artileri Medan 1/Sthira Yudha, Batalyon Armed 9 di Bungursari, Purwakarta, Jabar, pada Kamis (1/5/2025) lalu.
Kemudian disusul dengan dikirimnya 19 pelajar SMA sederajat di Kabupaten Indramayu, Jabar, ke Resimen Induk Kodam (Rindam) III/Siliwangi Bandung pada Senin (5/5/2025) dini hari.
Lanjut pada Selasa (6/5/2025), sebanyak 30 siswa dari berbagai sekolah dikirim ke Batalyon Infanteri Raider 300/Braja Wijaya di Kabupaten Cianjur, Jabar, guna menjalani pembinaan oleh TNI.
Selama mengikuti pendidikan berkarakter di markas TNI ini, para siswa juga akan didampingi psikolog dan petugas kesehatan untuk memastikan aspek emosional serta fisik mereka tetap terjaga.
Para siswa yang mengikuti program pendidikan militer juga akan tetap mendapat pendampingan dari sekolah maupun Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar.
Adapun kriteria siswa yang dianggap nakal atau bermasalah untuk mengikuti program ini secara umum telah tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Nomor: 43/PK.03.04/KESRA.
Antara lain, sering terlibat tawuran pelajar, kecanduan bermain gim, merokok, mabuk, balapan motor, menggunakan knalpot brong, dan perilaku tidak terpuji lainnya.
Tak hanya dari sekolah, para orang tua siswa juga akan dimintai persetujuan secara lisan, dan menandatangani surat sebagai persyaratan tertulis untuk mengikutsertakan anaknya dalam program pendidikan karakter ini.
(Bangkapos.com/TribunnewsBogor.com/TribunJabar.id)
Posting Komentar
Posting Komentar