Grup band Radja kembali menjadi sorotan, kali ini bukan karena lagu terbaru mereka "Apa Sih?", melainkan karena kontroversi yang menyertai video klipnya.
Dalam video tersebut, wajah dancer sekaligus TikToker, Vadel Badjideh, ditutupi stiker monyet, memicu reaksi keras dari sang model video klip.
Setelah video klip dirilis di kanal YouTube resmi Radja, Vadel meluapkan kekesalannya di media sosial.
Ia merasa tak dihargai setelah melihat wajahnya ditutupi stiker dalam video.
"Jujur, kesalnya itu karena ada gambar monyet. Gambar itu yang paling bikin saya kesel," ungkap Vadel saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan pada Senin (23/12/2024).
Reaksi keras ini memicu dugaan netizen bahwa kontroversi tersebut hanyalah gimmick untuk mendongkrak popularitas lagu.
Namun, Vadel dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
"Kalau settingan, pasti enggak. Kalau dianggap gimmick, itu harusnya dari mulut mereka, bukan saya," katanya, menyiratkan bahwa ia benar-benar kecewa.
Masalah tak hanya berhenti pada stiker monyet.
Vadel juga merasa suaranya tidak diapresiasi dalam lagu tersebut. Menurutnya, ia telah dijanjikan peran untuk mengisi bagian awal lagu, tetapi suara itu tak terdengar dalam versi final.
"Saya maunya suara saya muncul, meskipun sedikit. Itu sesuai perjanjian," tegas Vadel.
Vadel mengungkapkan bahwa ia sempat diminta melihat preview video klip sebelum dirilis.
Meski ia sudah melayangkan keberatan kepada pihak Radja, video tersebut tetap diunggah dengan alasan "untuk hiburan." Hal ini menambah rasa kecewanya terhadap tim manajemen band.
Di sisi lain, vokalis Radja, Ian Kasela, memberikan klarifikasi.
Menurutnya, penambahan stiker monyet adalah bagian dari konsep kreatif yang disepakati oleh manajemen kedua belah pihak.
Ian menekankan bahwa tidak ada niat untuk melecehkan Vadel.
"Kami ingin mengangkat sosok Vadel sebagai Bruno Mars versi Indonesia. Itu juga ide Mas Moldy, gitaris kami, karena merasa gaya dan fisik Vadel mirip Bruno Mars," jelas Ian.
Namun, niat baik itu tampaknya tak sampai kepada Vadel.
Ian menyayangkan respons berlebihan Vadel dan berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan kepala dingin.
"Kami ingin menggiring publik untuk melihat dia sebagai Bruno Mars Indonesia, bukan melecehkannya," tambah Ian. (*)
Posting Komentar
Posting Komentar