Roy Suryo bersama timnya termasuk dr Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa ternyata tidak berhenti meneliti ijazah Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Melalui konferensi pers, Roy Suryo Cs kini juga menaruh perhatian pada penelusuran keaslian ijazah milik Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka.
dokter Tifa, yang saat ini berstatus tersangka terkait dugaan ijazah Jokowi menjelaskan bahwa kajian tersebut dilakukan karena merasa belum mendapatkan kejelasan soal latar belakang ijazah SMA Gibran.
“Yang belum mendapatkan kejelasan adalah tentang status atau riwayat pendidikan Gibran Rakabuming Raka dan itu menjadi penelitian kedua kami yang sekarang ini sedang kami jalankan,” ungkapnya dalam konferensi pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (9/12/2025) dikutip SURYA dari Kompas.com.
dokter Tifa menegaskan bahwa dirinya tidak mundur meski telah ditetapkan sebagai tersangka.
Menurut dokter Tifa,tugas peneliti, seperti halnya dirinya, Roy Suryo dan Rismon Sianipar adalah terus menggali data.
“Jadi kami bertiga terus menjalankan penelitian ini karena ini adalah tugas dari peneliti untuk mendapatkan jawaban yang valid berbasis sains, itu pertanggung jawaban ilmiah kami,” tutur dr. Tifa.
Agenda Politik
Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), akhirnya menjelaskan secara terbuka soal tuduhan ijazah palsu yang terus muncul selama empat tahun terakhir.
Jokowi mengatakan bahwa isu tersebut bukan hanya tuduhan tanpa dasar, melainkan diduga terkait upaya politik tertentu.
Ia menilai ada pihak yang menjalankan “agenda besar politik” dan “operasi politik” untuk merusak nama baiknya.
Padahal, Universitas Gadjah Mada (UGM), tempat Jokowi menempuh pendidikan, sudah menegaskan bahwa dirinya benar merupakan lulusan kampus tersebut.
“Yang membuat ijazah saja sudah menyampaikan asli, masih tidak dipercaya, gimana,” kata Jokowi dalam wawancara eksklusif dengan Kompas TV di rumahnya di Solo pada Selasa (9/12/2025) malam.
Jokowi merasa heran karena isu ini terus diangkat meski berkali-kali dibantah oleh berbagai pihak. Menurutnya, ada kelompok tertentu yang sengaja mempertahankan keraguan publik.
“Yang saya lihat ini memang ada agenda besar politik, ada operasi politik, yang sehingga bisa sampai bertahun-tahun enggak rampung-rampung,” ucap dia.
Ia juga menilai tuduhan tersebut diarahkan untuk menjatuhkan citra dirinya.
“Ya mungkin untuk kepentingan politik. Kenapa sih kita harus mengolok-olok, menjelek-jelekan, merendahkan, menghina, menuduh, semua dilakukan untuk apa? Kalau hanya untuk main-main, kan mesti kepentingan politiknya di situ,” ujar dia. (*)

Posting Komentar
Posting Komentar