Mengejutkan Politikus PSI, Ade Armando ditunjuk menjadi Komisaris PLN Nusantara Power (PLN NP).
Kabar tersebut sempat viral di media sosial lantaran beredarnya potongan dokumen hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sejak Selasa (1/7/2025).
Ade mengonfirmasinya dan mengaku sudah resmi menjabat sejak Kamis (3/7/2025).
“Benar (jadi Komisaris PLN NP), Kamis serah terima jabatan,” ujar Ade kepada Kompas.com.
Sebut Gibran Wapres Terbaik
Penunjukan Ade Armando sebagai Komisaris PLN NP pun menjadi sorotan publik, terutama karena latar belakangnya yang cukup panjang di bidang akademik, media, serta keterlibatannya dalam dunia politik.
Belum lama, nama Ade sempat mencuat karena pernyataannya yang memuji Wapres Gibran Rakabuming Raka.
Ade mengatakan, putra sulung Presiden ke-7 RI, Jokowi itu, adalah wapres terbaik sepanjang sejarah Indonesia.
"Dia itu sudah menunjukkan achievement dia selama ini. Performance dia menurut saya, mungkin the best wakil presiden yang ada saat dalam sejarah kita nih," ujar Ade dalam Siniar Gaspol Kompas.com, dikutip Rabu (21/5/2025).
Ade mengatakan kehadiran Gibran Rakabuming Raka sebagai wapres tidak seharusnya dilihat dari statusnya sebagai putra Jokowi.
Bahkan, Ade meyakini bahwa Gibran adalah pendorong elektabilitas Prabowo pada Pemilu 2024.
"Nah, begitu juga saya ingin orang melihat, eh naiknya Gibran itu, diangkatnya Gibran sebagai wapres, jangan dilihat karena dia anak Jokowi sebagai dinasti. Gibran itu adalah faktor yang menaikkan suaranya Pak Prabowo," ujar Ade.
Ade menerangkan bahwa Gibran telah menunjukkan sejumlah pencapaian yang signifikan.
Dia pun memuji gaya komunikasi Gibran yang memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan pesan kepada publik.
“Bandingin sama siapa?... Bahkan saya memuji dia bikin video-video kayak gitulah,” ucap Ade.
Bahkan, Ade menyinggung penampilan Gibran ketika berhadapan dengan Mahfud MD dalam debat cawapres Pemilu 2024.
Dia menilai penampilan itu sebagai representasi kemampuan Gibran dalam beradu gagasan. “(Kemudian) Bahwa dia ketika debat dulu sama sampai menjatuhkan Pak Mahfud, menurut saya itu representing,” ucap Ade.
Menurut Ade, gaya Gibran yang kerap dinilai tidak lazim seharusnya tidak menjadi alasan untuk meremehkan. Seharusnya publik mampu menangkap kualitas Gibran dari pernyataan dan cara berpikirnya.
"Anda bisa menangkap kualitas dia dari celetukannya, dari apa yang dia sampaikan, dari hal-hal yang barangkali tampak kecil di mata orang lain, tapi sebetulnya buat kita yang bisa menilai kualitas orang. Orang ini keren, anak ini pinter. Kalau aja dia dikasih kesempatan lebih, dia mungkin bisa menjadi seseorang," tutur Ade.
Gibran Siap Mundur Sebagai Wapres
Benarkah Gibran siap mundur sebagai Wakil Presiden (Wapres) jika ada perintah oleh seseorang, siapakah dia?
Saat ini ramai jadi perbincangan Gibran bakal dilengserkan dari jabatannya sebagai Wapres.
Sosok yang mengusulkan Gibran mundur dari jabatannya adalah para purnawirawan TNI.
Mereka menganggap bahwa Gibran telah melanggar konstitusi, untuk itu harus dilengserkan dengan tujuan kepentingan bangsa dan negara.
Kendati demikian, apakah mungkin Gibran dilengserkan dari jabatannya sebagai Wapres?
Menanggapi soal Gibran yang ingin dilengserkan, Arief Poyuono, Aktivis senior sekaligus mantan Waketum Partai Gerindra menguak pernyataan yang mengejutkan.
Arief menyebut tidak pernah ada sejarahnya di Indonesia wakil presiden dimakzulkan.
Namun dulu pernah ada wakil presiden yang menggantikan presiden.
"Enggak ada sejarahnya wakil presiden dilengserin di Indonesia, yang ada presiden dilengserin. Ada enggak kita punya wapres dilengserin? kalau wakil presiden jadi presiden ada sejarahnya, ibu Mega, Pak Habibie," pungkas Arief Poyuono.
"Yang mundur ada, Hatta," timpal pegiat media sosial Said Didu.
"Tapi kalau presiden dilengserin ada, empat orang udah dilengserin," ujar Arief lagi.
Kendati demikian, Arief menyebut satu nama yang dipastikan bisa membuat Gibran mundur dari jabatan wapres.
Sosok tersebut kata Arief punya kuasa lebih kuat daripada Prabowo atau Purnawirawan.
Sosok yang dimaksud adalah Jokowi, ayah Gibran.
"Katanya melengserkan Gibran ini sudah kepentingan dan keperluan bangsa Indonesia? ya kalau sudah begini otomatis saya mau minta tolong ke bapaknya Gibran alias Jokowi supaya legowo meminta Gibran mau mundur," ungkap Arief Poyuono.
Karenanya, saat melihat Purnawirawan meminta kepada Prabowo untuk mencopot Gibran, Arief terheran-heran.
Sebab kata Arief, Prabowo tak punya kekuatan politik yang mumpuni untuk melengserkan Gibran.
"Kalau mintanya ke Prabowo, enggak mungkin. Sekuat apa Prabowo? sekuat apa politik Prabowo di Indonesia untuk melengserkan Gibran? ya enggak punya kekuatan, orang sama-sama eksekutif, dia bukan MPR," imbuh Arief Poyuono.
Lagipula kata Arief, Jokowi masih punya kekuatan besar di negeri ini meskipun tidak lagi menjabat sebagai presiden.
Hal itulah yang memungkinkan Jokowi mempengaruhi Gibran untuk mundur dari jabatan politik.
"Kita enggak bisa bohong ya bahwa pak Jokowi itu masih sangat kuat politiknya di Indonesia," ucap Arief.
Mendengar pernyataan Arief, pengamat politik Ray Rangkuti menimpalinya.
Kata Ray, pengaruh Jokowi guna meminta Gibran mundur dari jabatan hanya sebatas hubungan ayah dan anak saja, tidak ada kaitannya dengan politik.
Menyimak ucapan Ray tersebut, Arief Poyuono pun sepakat.
"Kalau Pak Jokowi ke Gibran itu hubungannya ayah dan anak, ayah meminta anak supaya mundur saja, kan itu enggak ada yang bisa membatasi itu, enggak ada kaitan politik?" imbuh Ray Rangkuti.
"Enggak ada, enggak ada, enggak ada kepentingan politik," timpal Arief.
Lebih lanjut, Arief juga menyebut Gibran sebenarnya masih bisa mencalonkan diri untuk Pilpres mendatang.
Karenanya jika Gibran mundur dari jabatan wapres pun tidak akan ada masalah.
"Gibran ini masih muda, masih punya kesempatan terus untuk bisa nyalon lagi jadi presiden. Kalau mintanya ke Prabowo enggak mungkin. Kata bung Ray kan hubungan bapak dan anak, menasehati 'enggak usah le, kowe mundur wae'," kata Arief.
Sementara itu, terkait desakan para purnawirawan agar Gibran mundur, Eks Komandan Korps Marinir Letjen TNI (Purn) Suharto mengurai tujuannya.
Diungkap Suharto, ia dan para purnawirawan punya tujuan mulia kenapa meminta Gibran untuk dilengserkan.
"Kami usulkan dia (Gibran) untuk dilengserkan karena kami sayang dengan Prabowo. Saya ikut mendirikan Gerindra, saya bawa 26 pati dan kolonel untuk memenangkan Gerindra untuk bisa Gerindra duduk di Senayan, tidak untuk Gibran, tidak. Gibran jangan sangat jauh, dengan anak saya tua anak saya. Katanya punya ijazah di UTS, anak saya S2 di UTS, coba cari ada enggak nama itu (Gibran), tidak ada," ungkap Letjen TNI (Purn) Suharto.
"Saya inginnya Prabowo silahkan jadi presiden, dia adek saya, dia 5 letting di bawah saya, saya masuk Akabri tahun 65, mungkin keluarga itu belum buat melitur kayu atau segala macam, saya sudah mengabdi 34 tahun mengabdi di ABRI, enggak mengharapkan apa-apa, cuma mengharapkan supaya kembali ke rel," sambungnya. (*)
Posting Komentar
Posting Komentar