infoselebb.my.id: RESPONS Helmy Yahya Didatangi Willie Salim Usai Viral Rendang 200 Kg Hilang: Ingat Pesan Bang Napi - LESTI BILLAR

RESPONS Helmy Yahya Didatangi Willie Salim Usai Viral Rendang 200 Kg Hilang: Ingat Pesan Bang Napi

Posting Komentar

Polemik tentang Tiktokers Willie Salim yang bikin konten daging rendang 200 kilogram hilang sekejap di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang,Sumatra Selatan (Sumsel), terus bergulir.


Meski Willie Salim sudah berulang kali menyampaikan permintaan maaf, tak serta merta isu mereda.


Bahkan semakin viral lantaran mayoritas warga Palembang, Sumatra Selatan (Sulsel), merasa kecewa atas konten tersebut. 


Bagi sebagian kalangan, konten Willie Salim dianggap merendahkan warga Palembang.


Kabar terbaru Willie Salim menemui Helmy Yahya buntut viralnya konten daging rendang 200 kg disebut hilang saat masak  di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.


Diketahui, Helmy Yahya merupakan presenter kondang asal Palembang yang sukses di dunia entertainment. Dia juga pernah mengikuti kontestasi politik Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel.


Kedatangan Willie Salim diungkap Helmy Yahya lewat Instagram miliknya @helmyyahya. Pertemuan itu berlangsung pada Minggu (23/3/2025) pagi.


Dalam pertemuan tersebut, Willie Salim meminta maaf atas viralnya konten daging rendang.


"Pagi tadi Willie Salim sudah menemui saya. Dia sudah minta maaf, tapi saya betul-betul menekankan bahwa pantas kami itu tersinggung ya dan banyak sekali orang-orang Palembang, baik di sana maupun dirantau yang merasa tersinggung dan tersakiti akibat video konten yang dibuat demikian tidak bertanggung jawab," kata Helmy Yahya.


Helmy Yahya mengatakan kegiatan yang dilakukan Willie Salim tidak dipersiapkan matang.


"Saya katakan, boleh saja kamu mengatakan bahwa persiapan tidak matang. Nah persiapan tidak matang itu menunjukkan gagal membuat perencanaan. Gagal membuat perencanaan sama saja dengan merencanakan kegagalan," katanya.


Menurutnya, kegagalan itu hal biasa namun berisiko. "Itu biasa dalam sehari-hari, dalam berbisnis juga, kadang-kadang rencananya tidak matang atau gagal itu mengakibatkan kerugian kalau kerugian bagi diri sendiri it's oke, tetapi ini kerugian bagi satu masyarakat besar Palembang," tuturnya.


"Mau kamu katakan itu tidak sengaja, tidak settingan tetapi menurut saya itu sudah terjadi nasi sudah menjadi bubur," sambungnya.


Ia pun mengingatkan ihwal nasihat Bang Napi di Sergap, acara yang dulu pernah tayang di stasiun RCTI. 


Sosok Bang Napi kerap memberikan petuah agar masyarakat terhindar dari tindakan kejahatan. 


"Ingat Bang Napi, nih Bang Napi acara RCTI, kejahatan itu terjadi bukan saja karena niat tetapi karena adanya kesempatan. Sadar atau tidak sadar, settingan atau tidak, Willie Salim sudah membuat kesempatan orang untuk mengambil, enggak bisa disalahin," jelasnya. 


Ia pun menyayangkan Willie Salim yang memasak rendang, padahal banyak kuliner lain khas Palembang yang bisa dimasak dengan cepat.


"Willie Salim sudah membuat kesempatan orang untuk mengambil (kejahatan). Kenapa rendang yang dimasak, kenapa tidak pindang, kenapa tidak pempek yang lebih cepat dimasak. Kan ini dimasaknya habis berbuka, jadi orang tidak lama menunggu," katanya.


Kendati begitu, Helmy Yahya menilai konten Willie Salim tersebut settingan. Ia pun menyarankan sang TikToker untuk meminta maaf kepada masyarakat Palembang.


"Salah gitu, kalau ada barang ditinggal di tengah kerumunan dan kemudian ada satu orang mengambil dan yang lain ikut. Yang salah adalah orang yang melakukan pembiaran. Jadi kamu andil. Kamu boleh mengaku ada setting-an atau tidak, tapi menurut saya ini setting-an," katanya.


"Saya sarankan untuk minta maaf tulus kepada satu masyarakat besar. Saya juga mengajak konten kreator untuk mempertimbangkan konten yang bisa merugikan banyak orang, tolong lebih berhati-hati. Semoga kita semua mengambil hikmah dan kasus seperti ini tidak terulang," tandasnya.


Tiga Laporan Polisi


Willie Salim sebelumnya telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, terutama warga Palembang, terkait hilangnya 200 kg rendang yang menjadi inti dari kontennya. 


Dalam pernyataannya, ia meminta agar masyarakat tidak menyalahkan warga Palembang atas kejadian tersebut. 


"Saya meminta maaf jika konten ini menimbulkan kegaduhan. Namun, saya berharap masyarakat tidak menyalahkan warga Palembang," ucap Willie dalam sebuah video yang diunggah di media sosial. 


Namun, permintaan maaf tersebut tampaknya belum cukup untuk meredakan polemik yang terjadi. 


Sampai Senin (24/3/2025), tercatat sudah ada tiga laporan kepolisian terhadap Willie Salim.


Tiga orang melaporkan Willie, yakni dua advokat bernama Ryan Gumay dan Agung Wijaya, serta kreator konten asal Palembang, Rendy Aditya atau yang dikenal dengan nama Rondoot.


Laporan tersebut dilayangkan ke Polda Sumsel. Kasubdit V Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumsel, AKBP Dwi Utomo, membenarkan bahwa ada tiga laporan terkait kasus ini yang telah masuk. 


"Kami akan meminta keterangan saksi-saksi, termasuk meminta keterangan terlapor WS," kata Dwi pada Senin (24/3/2025).


Agung Wijaya (32), salah satu pelapor, mengatakan merasa malu setelah wajahnya menjadi cover dari konten masak rendang 200 kg tersebut.


Imbas dari video viral tersebut, Agung dituduh ikut menghabiskan rendang 200 kg yang hilang tersebut.


Ia menuturkan, pada Selasa 18 Maret 2024 sekitar pukul 18.00, dirinya pergi ke kawasan BKB Palembang untuk melihat acara masak-masak besar yang diadakan Willie Salim.


Kemudian, pelapor mendekat untuk melihat acara tersebut dikarenakan Willie Salim menyuruh warga untuk mendekat agar proses masak rendang itu kelihatan ramai. 


Ternyata keramaian itu untuk dijadikan cover dalam konten Tiktok milik Willie Salim. Wajah Agung pun terpampang di konten tersebut.


"Saya merasa dirugikan, yang mana dalam konten tersebut ada opini Willie Salim berkata tiba-tiba hilang daging rendang," ungkap Agung. 


Kemudian dari konten tersebut korban banyak dihubungi teman-temannya terkait rendang hilang dan korban merasa malu karena foto korban sudah masuk di medsos.


"Melihat konten tersebut ada foto saya, tentu saya merasa malu, sehingga saya laporkan ke kantor polisi," tegasnya .


Ia merasa tersudutkan, di mana di belakang wajah Willie Salim terpampang jelas wajahnya. 


"Saya yang menjadi korban langsung. Jadi banyak yang nelpon dan chat, padahal saya tidak sampai malam berada di acara itu. Saya sebagai korban yang ada di konten itu malu dijadikan cover berita rendang hilang," ungkapnya. 


Ia juga mengira konten masak besar ini akan berdampak positif untuk masyarakat Kota Palembang, ternyata malah buat citra masyarakat Kota Palembang sangat jelek sekali.


Terpisah, Ryan Gumay, pelapor lainnya, menilai bahwa konten yang dibuat Willie Salim telah memberikan dampak negatif terhadap citra kota Palembang. 


Oleh karena itu, ia melaporkan Willie atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), khususnya terkait penyebaran informasi yang dianggap menyesatkan.


"Laporan yang dibuat ini untuk menegaskan upaya langkah hukum terhadap kreator Willie Salim agar ada efek jera sekaligus menjadi pelajaran bagi kreator lain yang mungkin sengaja membuat konten tanpa mempertimbangkan konsekuensi hukum dan dampak sosial yang ditimbulkan," jelas Ryan.


Ia pun mendesak agar Willie bertanggung jawab atas kegaduhan yang terjadi di tengah masyarakat akibat kontennya tersebut.


Pihak pelapor menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga Willie mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum. 


"Kami berharap agar laporan ini segera ditindaklanjuti. Kami juga akan terus mengawal hingga yang bersangkutan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum," tegas Ryan. (*)

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter