infoselebb.my.id: BUKTI Potongan Chat Asisten Nikita Mirzani Peras Dokter Reza Gladys, Nominalnya Fantastis - LESTI BILLAR

BUKTI Potongan Chat Asisten Nikita Mirzani Peras Dokter Reza Gladys, Nominalnya Fantastis

Posting Komentar

Heboh bukti potongan chat antara asisten Nikita Mirzani yang diduga memeras Dokter Reza Gladys, nominalnya fantastis. 


Diketahui, Nikita Mirzani resmi menjadi tersangka Kamis (20/2/25) usai dilaporkan Reza Gladys ke Polda Metro Jaya pada Senin, 03 Februari 2025 lalu. 


Nikita Mirzani ditetapkan sebagai tersangka kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU), pencemaran nama baik dan pemerasan. 


Reza sempat menghubungi asisten Nikita melalui dua nomor WhatsApp untuk meminta bersilaturahmi. 


Namun, Reza justru mendapatkan respons berupa ancaman dari Nikita yang ditampilkan melalui asistennya. 


Karena Reza merasa terancam dan takut, keesokan harinya atau 14 November 2024, dia mentransfer uang senilai Rp 2 miliar ke sebuah rekening.


Atas kejadian tersebut, Reza merasa diperas dan mengalami kerugian senilai Rp 4 miliar.


Kini terbongkar bukti chat awal perkara atau duduk perkara Nikita Mirzani disebut peras Dokter Reza Gladys. 


Hal ini diketahui dari unggahan akun Instagram @viva_voltcyber yang ikut meramaikan sorotan terhadap kasus pemerasan Reza Gladys.


Di unggahan terbarunya, Selasa (4/3/2025), akun tersebut memposting potongan chat yang diduga memuat percakapan Mail Syahputra dan Reza Gladys. 


Isi chat pertama menampilkan tulisan yang diduga datang dari Mail Syahputra. 


Di situ, terdapat kalimat yang pada intinya menyatakan bahwa Reza Gladys dibebani konsekuensi tertentu kalau ingin ulasan negatif terhadap produk skincare-nya dicabut. 


"Dok, punten. Kalau silaturahmi nggak menghasilkan uang, for what? Buang-buang waktu," bunyi isi chat tersebut.


Percakapan berlanjut ke isi chat kedua, yang diduga balasan dari Reza Gladys. Dalam tulisannya, ia menyatakan siap mengikuti permintaan Mail Syahputra, yang mewakili Nikita Mirzani.


"Aku ikut aja ini Mail baiknya," tulis seseorang yang diduga Reza Gladys.


Di postingan berikutnya, akun tersebut menampilkan bukti transfer sebesar Rp2 miliar dari Reza Gladys ke PT Bumi Parama Wisesa. 


Dari hasil penulusuran perusahaan itu bergerak di bidang properti.


Tidak ada penjelasan lebih lanjut soal bukti transfer tersebut. 


Namun oleh si pengunggah, bukti transfer itu diklaim sebagai data pembayaran cicilan rumah Nikita Mirzani dari hasil memeras Reza Gladys.


"Ups, awal mula Rp2 miliar untuk bayar cicilan rumah NM," kata sang pengelola akun dalam keterangan unggahannya.


Belum dapat dipastikan apakah benar Nikita Mirzani membayar cicilan rumah lewat hasil memeras Reza Gladys. 


Namun, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi memang sempat menyinggung keberadaan bukti cicilan yang jadi salah satu pertimbangan penetapan tersangka Nikita Mirzani dan Mail Syahputra.


"Ada bukti pembayaran untuk cicilan, bukti keterangan transfer atau pengiriman uang, fotokopi PPJB, tanda bukti pemesanan," papar Ade Ary pada 21 Februari. 


Nikita Mirzani sendiri hari ini sedang menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya sebagai tersangka pemerasan.


Disisi lain, akun  tersebut juga mengaitkan kasus Reza Gladys dengan dugaan pemerasan oleh Dokter Detektif atau Doktif, yang belakangan pun ramai dibahas. 


Doktif disebut-sebut memeras salah satu pemilik produk skincare sampai 2 juta Dollar Singapura (SGD).


Rekaman Doktif peras Pengusaha Skincare


Beredar rekaman doktif atau dokter detektif diduga memeras pengusaha skincare senilai   Rp24,18 miliar. 


Dugaan pemerasan itu sengaja dilakukan jika pengusaha skincare tidak ingin produknya di review jelek. 


Kendati demikian, dugaan pemerasaan doktif terhadap pengusaha skincare semakin mencuat setelah akun Instagram @dhemit_is_back01 membongkar rekaman sosok yang diduga influencer Doktif.


Terdengar dalam rekaman diduga Doktif meminta uang berjumlah fantastis supaya produk pengusaha skincare tidak lagi di-review buruk.


Adapun jumlah uang yang diminta senilai  2 juta SGD (dolar Singapura), atau setara dengan Rp24,18 miliar dengan kurs Rp12 ribu per SGD.


"Coba kamu hitung kalkulator, pokoknya dia mintanya di angka dua juta, karena mereka maunya 2 miliar (rupiah). Eh, pinjam handphone, kalkulator," kata suara perempuan yang diduga Doktif.


"Satu dolar Singapura itu 11 ribu (rupiah) soalnya. Berarti 20 miliar (rupiah)," ujar suara laki-laki, dikutip pada Selasa (4/3/2025).


Menariknya, sosok yang diduga Doktif sempat menyinggung pejabat dan DPR.


"Pejabat dekat-dekat karena ML nggak dapat, kan aku bongkar. Kamu sebenarnya nggak kena," imbuh suara diduga Doktif.


"Jadi mintanya di angka dua puluhan? Terus apa jaminannya? Kalau misalkan, jadi nggak bakal diganggu?" kata laki-laki itu lagi.


Singkat cerita, bahwa negosiasi tersebut pada akhirnya turun menjadi Rp17 miliar dari 2 juta SGD.


"Dugaan suara Doktif saat nego 2 juta (Singapura) yang turun sampai ± 17M. Lokasi di coffee shop ternama di Cilegon tanggal 27/11/2024," tulis @dhemit_is_back01.


Tak hanya akun @dhemit_is_back yang turut membagikan rekaman Doktif diduga memeras pengusaha skincare. 


Akun Instagram ssc_politik juga tak ingin ketinggalan memberikan bocoran. 


Berbeda dari Dhemit_is_back, ssc_politik justru hanya membagikan foto tangkapan layar diduga DOktif tengah melakukan negosiasi dengan salah satu pengusaha skincare. 


"Baju kuning di coffe shop, deal dealn minta 2 jt sgd trus diturunin 1,75 juta sgd, bawa bawa nama pejabat dan petinggi intansi pula nih orang," tulisnya, dikutip TribunBengkulu.com, Selasa (04/03/2025). 


Menanggapi perkara ini, Richard Lee turut angkat bicara. 


Sebelumnya, Richard Lee memang pernah berseteru dengan Doktif tepatnya Desember 2024 lalu. 


Richard Lee rupanya sempat  sempat memperingatkan kebusukan Doktif, tetapi tidak pernah didengar.


Sekarang ia tidak akan segan-segan membongkar kebusukan Doktif tersebut. 


"Dulu saya ngo apapun gak ada yang dengar, sekarang perlu gak saya buka suara? Saya tau semua," tulis Richard Lee. (*)

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter