Inilah tampang Rouf, sopir dari truk yang menyebabkan kecelakaan beruntun di KM 92 Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat pada 11 November 2024.
Ia terlihat lemah terkulai di atas rerumputan pinggir jalan tol sambil berusaha menenangkan diri dengan napas sengal.
Rouf ternyata tinggal di sebuah rumah berdinding bambu di Serang, Banten bersama istri dan lima anaknya. Ia juga harus menghidupi kakaknya yang lumpuh.
Ya, kecelakaan beruntun di KM 92 Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/11/2024) sore memang cukup mengejutkan publik.
Dari kecelakaan yang menyebabkan 17 kendaraan saling bertabrakan itu, terdapat 30 orang korban, satu di antaranya meninggal dunia.
Publik pun ingin tahu bagaimana wajah dari sopir truk yang diduga jadi pemicu kecelakaan beruntun ini.
Ternyata, sang sopir truk yang mengangkut kardus itu masih hidup dan diketahui bernama Rouf. Polisi pun bakal segera memeriksa Rouf setelah kondisinya membaik.
"Ya nanti dia akan diperiksa secepatnya, dan untuk interogasi dilakukan di Polres Purwakarta," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast, Selasa(12/11/2024).
Kapolres Purwakarta AKBP Lilik Andriansyah, mengatakan kendaraan truk Hino bernomor polisi B 9440 JIN yang dikemudikan Rouf datang dari arah Bandung menuju Jakarta.
Saat melaju di jalan yang menikung dan menurun diduga kurang antisipasi.
"Tiba di TKP saat melaju di jalan yang menikung dan menurun diduga pengemudi kurang antisipasi, selanjutnya menabrak beberapa kendaraan yang sedang melaju pelan karena sedang terjadi antrean," ucapnya.
Sosok Rouf, sopir dari truk yang sebabkan kecelakaan beruntun di KM 92 Tol Cipularang (Tribunnews.com)
Rouf, sopir truk trailer flat bed kini sedang terbaring di rumah sakit.
"Sementara sopir dalam observasi dokter dan tadi pagi kami mendapatkan informasi (sopir) dalam keadaan sehat," kata Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi.
Penampakan sopir truk trailer bernama Rouf beredar di media sosial X(twitter).
Pantauan Tribun dalam video yang diunggah akun @opposite6892 Rouf terlihat syok dan napasnya tersengal-sengal usai kejadian tabrakan beruntun.
Ia terlihat duduk di rerumputan pinggir jalan tol dan bersandar di pagar pembatas jalan tol. Rouf terlihat lemah terkulai namun tidak ada luka-luka di anggota badannya.
Saat diajak berbicara Rouf tidak bisa menjawab. Ia yang mengenakan t shirt berwarna hitam dan rompi orange terus berusaha menenangkan dirinya sendiri dengan napas sengal.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Aan Suhanan, mengatakan saat kejadian Rouf tidak memindah posisi persneling pada truk tronton yang bermuatan kardus, diduga menjadi pemicu utama kecelakaan.
Persneling truk berada dalam posisi tinggi padahal sedang melaju di jalan menurun.
Detik-detik Kecelakaan Tol Cipularang KM 92 Jabar (TribunJabar)
"Posisi persneling truk tronton bermuatan kardus ini berada di gigi empat, tentu itu posisi yang tinggi untuk kondisi jalanan yang menurun," ucap Aan.
Dengan demikian, sambung Aan, sopir diduga tak memaksimalkan penggunaan engine brake.
"Dalam posisi menurun, persneling seharusnya berada di posisi rendah untuk memaksimalkan engine brake," ujarnya.
Sementara itu, kehidupan keseharian keluarga Rouf, mulai terkuak. Keseharian keluarga Rouf di Kabupaten Serang, Banten, mengundang pilu sekaligus empati.
Rouf dan keluarganya tinggal di rumah sangat sederhana berdinding anyaman bambu yang sudah kusam di sana sini. Di sisi samping dinding dari anyaman bambu tersebut terlihat rapuh dimakan usia di bagian bawah.
Di bagian samping belakang terdapat tumpukan kayu kering untuk kebutuhan memasak di dapur. Di rumah tersebut, Rouf tinggal bersama istrinya dan kelima anak-anaknya.
Selain menghidupi enam anggota keluarganya, Rouf ternyata juga harus menghidupi kakaknya yang mengalami lumpuh. Tunah, istri Rouf sangat sedih mendengar kabar suaminya mengalami kecelakaan di ruas tol Cipularang Senin sore.
Apalagi dia mendengar truk trailer yang dikemudikan suaminya diduga menjadi pemicu kecelakaan karambol yang melibatkan 17 mobil dengan satu korban meninggal dan puluhan luka berat dan ringan.
Kiri, rumah sangat sederhana berdinding anyaman bambu tempat tinggal Rouf bersama istri dan kelima anaknya di Kabupaten Serang, Banten. Kanan, Tunah, istri Rouf. Rouf merupakan sopir truk maut pada kecelakaan di ruas tol Cipularang Km 92 arah Jakarta yang melibatkan 17 kendaraan (Tribunnews.com)
Seperti terungkap dalam rekaman video yang diunggah akun Instagram @jabodetabek24info, Selasa (12/11/2024), dengan ekspresi sedih, Tunah berharap agar suaminya mendapatkan pertolongan dan perlindungan hukum.
"Nggak punya apa-apa di sini. Tidur saja menumpang ke orangtua. Nggak ada tempat," ujarnya.
"Tolong dibantu suami saya, saya minta tolong. Mohon doanya. Saya minta tolong diurusin yang bener. Anak saya kecil-kecil, kasihan," ucap Tunah dengan suara terbata-bata.
"Tolong, saya mohon tolong bantu suami saya. Suami saya juga nggak tahu apa-apa gimana bawa mobilnya nggak tahu," lanjut Tunah
"Saya ingin menemui, tolong bantu suami saya. Tolong bantu," ujarnya lagi.
Tunah mengatakan, tiga bulan sebelum kecelakaan, suaminya terlihat sibuk memperbaiki truk yang terlibat kecelakaan tersebut.
Menurutnya, muatan kertas karton bekas yang dibawa Rouf akan diantarkan ke PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang.
Hingga kini polisi belum bisa memintai keterangan Rouf.
Polres Purwakarta dengan diback up Polda Jabar yang menangani kasus ini juga masih terus melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sejak Selasa pagi tadi di lokasi kecelakaan.
Sementara, Rouf masih terbaring di rumah sakit karena dia juga mengalami luka pasca insiden tabrakan.
"Sementara sopir dalam observasi dokter dan tadi pagi kami mendapatkan informasi (sopir) dalam keadaan sehat," kata Wadirlantas Polda Jabar, AKBP Edwin Affandi.
Penyidik hari ini tetap akan mengupayakan meminta keterangan terhadap Rouf, sopir truk tersebut perihal kronologi kecelakaan beruntun tersebut.
Polisi juga berupaya menggali keterangan dari Rouf ihwal antsipasi yang dia lakukan pada detik-detik menjelang terjadinya kecelakaan di posisi jalan tol yang menurun panjang tersebut.
"Sopir belum kita mintai keterangan terkait kronologi. Kemungkinan hari ini (Selasa) kita akan mintai keterangan kepada sopir," ujar AKBP Edwin Affandi.
Sejauh ini polisi sudah memiliki gambaran perihal penyebab kecelakaan maut tersebut.
Berdasar hasil penyelidikan hari ini polisi menemukan fakta mengejutkan di TKP bahwa posisi truk penarik trailer yang dikemudikan Rouf, posisi persnelingnya ada di gigi 4.
Kondisi tersebut tentu saja mengejutkan karena seharusnya sopir sudah memindahkan gigi transmisi truk ke posisi lebih rendah, mengingat ruas tol yang dilintasi menjelang dan di lokasi kejadian kecelakaan memiliki kontur yang menurun dan merupakan ruas tol dengan turunan panjang.
Selain itu, penyidik juga tengah mencari adanya jejak rem di TKP.
Lantaran hal tersebut, penyidik masih membuka kemungkinan adanya penyebab lain kecelakaan beruntun tersebut.
Pada saat kejadian, Rouf juga diduga tidak menggunakan jalur pengaman yang disediakan di Tol Cipularang.
Jalur pengaman ini berada di sisi kiri tol. Sementara posisi kecelakaan adalah di ruas tol Cipularang arah ke Jakarta.
Pada saat kejadian, Rouf mengemudikan truknya di jalur paling kanan.
Hal itu terlihat dari rekaman video dashcam mobil ambulans yang berjalan beriringan dengan truk trailer yang Rouf kemudikan.
Semula, ambulans tersebut menyalip truk dari jalur kiri. Saat sudah di depan, pada detik-detik menjelang kecelakaan, truk yang dikemudikan Rouf tiba-tiba melaju kencang dan menyalip ambulans.
Kamera dashcam ambulans merekam truk yang Rouf kemudikan menyeruduk belasan mobil yang berjalan lamban di depannya karena ada penyempitan ruas tol karena ada perbaikan aspal.
Wadirlantas Polda Jabar, AKBP Edwin Affandi, menegaskan, sebagai sopir truk, Rouf seharusnya hafal dan tahu kondisi jalanan di Tol Cipularang.
Karenanya untuk keamanan, telah disediakan jalur pengaman untuk kendaraan seperti truk yang membutuhkan bantuan dalam kondisi jalanan menurun.
Jalur pengaman tersebut berguna untuk meminimalisir kecelakaan terjadi dalam situasi jalanan menurun atau menanjak.
"Kita mengetahui kondisi geografis atau kontur jalan di Cipularang ini memang ada menanjak dan menurun. Kalau dari Bandung itu situasi menurun, kalau dari Jakarta situasi menanjak," ujarnya.
"Kewaspadaan sopir pada saat akan menuruni lereng jalanan yang landai yaitu sudah disiapkan beberapa jalur pengaman sebelum lokasi ini," pungkas AKBP Edwin Affandi.
Karena itu hari ini dan beberapa hari ke depan tim penyidik masih menelusuri apakah sopir truk tersebut sempat menggunakan jalur pengaman tersebut atau tidak sebelum kecelakaan beruntun.
"Ada jalur pengaman bagi kendaraan yang membutuhkan jalur pengaman tersebut. Kita masih menyelidiki apakah faktor penyebab kecelakaan kemarin," ucap AKBP Edwin Affandi.
(TribunTrends.com/Warta Kota)
Posting Komentar
Posting Komentar