Kemunculan Didi Setiadi yang mengaku sebagai ayah kandung Natasha Wilona membuat kisah masa kecilnya kembali diungkit.
Theresia ibu kandung Natasha Wilona membesarkan kedua putrinya sendiri tanpa suami hingga harus banting tulang cari nafkah.
Melansir dari TribunLampung.co.id, Natasha Wilona mengungkapkan bahwa ibunya tak pernah menunjukkan keluhan atau menangis.
Sejak berusia empat tahun, Natasha Wilona bersama kakaknya tinggal dengan sang ibu setelah orang tuanya bercerai.
"Mama adalah ibu rumah tangga sekaligus dulu mama suka jualin baju selembar-selembar di sekolah, Rp 20 ribu gitu."
Perjuangan ibu membesarkan Natasha Wilona (Instagram @natashawilona12)
"Perjuangan mama aku sangat-sangat luar biasa," puji Natasha Wilona.
Meskipun mereka hidup dalam kesulitan, sang ibu selalu memberi semangat kepada Natasha dan kakaknya untuk tidak menyerah dalam mengejar impian.
"Mama selalu ingetin buat fokus belajar, kalau punya karier dan cita-cita ayo tekuni. Mama temenin," ungkapnya.
"Mama aku bisa jadi single mom yang bisa bikin dua anaknya tidak kekurangan kasih sayang,” lanjutnya.
Wilona menyebut tidak pernah melihat sang ibu menangis.
"Aku sama sekali nggak pernah ngelihat mama sekalipun nangis atau ngeluh."
"Dari aku kecil sampai aku segede ini. Sama sekali nggak pernah," bebernya.
Ia merasa sangat takjub melihat perjuangan sang ibu dalam memenuhi kebutuhannya dan sang kakak.
"Mama lebih capek dari kita, antar kita sekolah, masakin bekal, jemput, pulang lagi bersihin rumah, cuci baju, sorean ajarin kita, malam rapihin yang buat jualan."
"Aku nggak pernah lihat mama bilang capek, ngeluh, bilang lelah," ungkapnya.
Wilona, yang kini dikenal sebagai artis sukses dan mapan, mengingat masa-masa sulit dalam hidupnya.
Dulu, bersama ibu dan kakaknya, Wilona pernah tidur di rumah yang hanya beralaskan tanah dan makan ikan yang dibagi tiga karena kekurangan uang.
Selain itu, Natasha Wilona dan sang ibunda sempat hidup susah.
Melansir dari Kompas.com, Pada usia 4 tahun, Wilona harus pindah dari Jakarta ke Banjarmasin.
Karena keterbatasan ekonomi, ibu Wilona terpaksa berkeliling menjual baju untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Aku sebenarnya dulu sempat tinggal di Jakarta, umur 4 tahunan baru pindah tinggal di Banjarmasin,” kata Wilona dikutip dari kanal YouTube NGOBROL ASIX, Senin (13/9/2021).
“Dan di situlah, maksudnya mama lagi krisis keuangan, harus biayai anak sekolah, tapi mama juga kayak cuma jualan baju, pokoknya kerja apa pun yang bisa menghasilkan,” lanjutnya.
Pada waktu itu, Wilona yang kini berusia 22 tahun, harus tinggal di rumah kontrakan dengan biaya Rp 2,5 juta per tahun.
Rumah tersebut beratap kayu dan penuh dengan nyamuk.
“Jadi rumahnya sudah terbayang ya seperti apa. Rumahnya itu memang rumah kayu, adanya di gang kecil, terus bawahnya itu tanah,” ujar Wilona.
“Kita itu enggak ada atap, maksudnya memang benar-benar kayu. Jadi tidur kita pakai kelambu supaya enggak kena nyamuk,” lanjutnya.
Pada usia 6 tahun, Wilona dan keluarganya kembali ke Jakarta.
Namun, meski sudah di Jakarta, mereka masih menghadapi kesulitan ekonomi.
Wilona, ibunya, dan kakaknya harus tinggal di sebuah kos yang sempit dan panas.
“Sampai di Jakarta pun masih susah karena memang saat itu ekonomi masih susah. Jadi ya kontrak. Kita pernah tinggal di kos-kosan satu kamar, sampai badan aku sama kakakku banyak biang keringat saking panasnya itu kos-kosan,” tutur Wilona. (Tribun Trends/Grid.id)
Posting Komentar
Posting Komentar