Komedian Andre Taulany dan Ayu Ting Ting jadi sorotan imbas satu adegan dalam program komedi Lapor Pak Trans7.
Penyebabnya, adegan yang diperankan Andre Taulany dan Ayu Ting Ting itu diduga menyindir Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
Parodi itu terkait dengan Raffi Ahmad yang dapat gelar doktor honoris causa atau doktor HC).
Momen ini diposting ulang akun TikTok @comedyloversid, baru-baru ini.
Dalam video itu, sebuah ruangan disulap seolah-olah menjadi gedung tempat wisuda.
Ini terlihat dalam ruangan itu terdapat banner bertuliskan " Sidang Terbuka Universitas Makmur Jaya Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan'.
Nah, Andre Taulany berperan sebagai seorang mahasiswa yang baru saja diwisuda.
Andre mengenakan toga lengkap dan membawa buket bunga untuk menjalani wisuda.
Dalam adegan itu, ada juga Andika Pratama yang merasa aneh dengan suasana wisuda.
"Ini kampusnya komandan? Kok agak aneh ya ini kan ruko lantai dua ya, kok lantai satunya masih ada spanduk pecel lele?" tanya Andika.
Lantas, Andre Taulany menjelaskan keanehan kampusnya itu.
"Kampus kami itu apa istilahnya ya, masuknya tuh langsung dari atas, nggak lewat bawah," jawab Andre Taulany.
Yang menguatkan adegan itu menyindir Raffi Ahmad adalah jawaban Andre saat ditanya soal gelar yang didapatnya.
"Sultan di langit," ujar Andre Taulany.
Melihat ulah Andre ini, Ayu Ting Ting dan Wendy Cagur terlihat tertawa terpingkal-pingkal.
Selain itu, peran Ayu Ting Ting dalam parodi tersebut juga jadi sorotan.
Ayu Ting Ting diduga memerankan Nagita Slavina dalam komedi itu.
Penyebabnya, Ayu Ting Ting tampak memakai dress warna pink berbahan brukat.
Ini mirip dengan pakaian Nagita kala mendampingi Raffi wisuda.
Entah berkait atau tidak, asisten pribadi Raffi Ahmad seolah menanggapi parodi itu.
Dalam postingan insta storynya, Sensen seorang menyindir pihak yang memparodikan sang bos.
Walaupun tak menyebut nama, diduga Sensen menyindir Andre Taulany.
Mengingat, postingan ini tak lama setelah viralnya parodi pada Raffi Ahmad itu.
"Lagi seru nonton nih..Nonton yang lagi parodiin yang suka ditolongin sama yang minta tolong," tulisnya.
Postingan Sensen soal parodi.
Jurnalis Asing Pun Kuak Fakta
Sampai kini, polemik gelar doktor yang diberikan kepada Raffi Ahmad kembali masih jadi sorotan.
Kini, sosok yang memberi gelar doktor kepada Raffi Ahmad yang jadi sentral sorotan.
Benarkah pria bule yang memberi gelar pada suami Nagita Slavina itu profesor palsu?
Sebelumnya, Raffi Ahmad mendapatkan gelar doktor dari kampus Universitas Institute of Professional Management atau UIPM.
Kampus tersebut diduga abal-abal setelah salah satu warganet manemukan alamat UIPM di Thailand.
Pada alamat tersebut tak ada aktivitas layaknya tempat menimba ilmu.
Kini, setelah lokasi kampus, sosok pejabat kampus UIPM yang memberi gelar doktor juga ikut viral di media sosial.
Sosok tersebut diduga merupakan profesor palsu.
Dalam salah satu foto Raffi Ahmad, nampak seorang pria bule ikut dalam seremoni pemberian gelar doktor kehormatan.
Mencuatnya hal ini tampaknya turut jadi perhatian Andrew McGregor Marshall yang merupakan sosok jurnalis asal Skotlandia.
Melalui akun X miliknya, Marshall tampak mengungkap hal mengejutkan mengenai sosok profesor di UIPM tersebut.
Marshall tampak mengungkap jika ia telah melakukan investigasi terkait kecurigaan publik mengenai perguruan tinggi palsu.
Marshall mengungkap jika sosok Ian Broome merupakan profesor palsu.
"Dia adalah Ian Broome, seorang lelaki tua (asal) Inggris yang tinggal di Phitsanulok.
Ia berpura-pura menjadi profesor terhormat di universitas palsu bernama UIPM," tulis Marshall, pada Minggu (3/11/2024) lalu.
Disebutkan oleh Marshall jika sosok profesor di UIPM merupakan seorang lelaki tua asal Inggris.
Ian Broome dan UIPM telah menimbulkan kontroversi karena memberikan gelar ke para public figure.
Ya, tampaknya Raffi Ahmad bukan satu-satunya sosok yang diberi gelar Doktor Honoris Causa.
Ada pihak yang lain yang juga mendapatkan gelar tersebut salah satunya adalah senator asal Thailand bernama Keskamol Pleansamai.
"Yang telah menimbulkan kontroversi dengan memberikan gelar doktor kehormatan kepada orang-orang seperti senator Thailand Keskamol Pleansamai dan selebriti Indonesia Raffi Ahmad," lanjut Marshall.
Cuitan Marshall pun mendapat beragam komentar dari netizen.
Khususnya netizen asal Indonesia yang meminta informasi lebih mengenai hal itu.
Marshall kemudian mengungkap jika ia bukan ahli dalam hal gosip.
Dengan tegas ia akan melindungi narasumber yang telah memberikan informasi kepada dirinya.
"Saya bukan ahli dalam hal gosip selebriti Indonesia.
Namun, tampaknya Raffi Ahmad secara universal dibenci sebagai orang yang buruk.
Saya akan menerima lebih banyak informasi, DM saya terbuka dan saya selalu melindungi anonimitas sumber saya," pungkasnya.
Raffi Ahmad sendiri sempat memberikan respons saat ditanya soal gelar doktor yang tak diakui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, usai dilantik sebagai utusan khusus presiden pada Selasa (22/10/2024)
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengangkat Raffi Ahmad sebagai utusan khusus presiden.
Berdasarkan salinan keputusan yang diterima, tercantum nama Dr (HC) H Raffi Farid Ahmad sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni.
Gelar ini sempat menuai pro dan kontra karena diberikan oleh UIPM yang belum terdaftar di Indonesia.
Polemik ini mengemuka karena UIPM selaku kampus pemberi gelar kehormatan belum memiliki izin operasional di Indonesia.
Oleh karena itu, gelar dokter honoris causa yang disandang Raffi Ahmad tak diakui oleh Ditjen Dikti.
Menanggapi hal itu, Raffi Ahmad hanya tersenyum dan menyerahkan tanggapan kepada pihak terkait.
"Ya kalau itu mungkin nanti ditanyakan saja kepada pihak sebelah sana," kata Raffi Ahmad dalam siaran Kompas TV, Selasa (22/10/2024)
Raffi Ahmad juga menyampaikan bahwa ia telah menyiapkan program dan sempat berdiskusi dengan Presiden Prabowo Subianto terkait rencana ke depannya.
"Nanti kita pasti ada diskusi lebih lanjut lagi. Yang paling penting, mohon doanya, saya siap menjalankan tugas dari Bapak Presiden Republik Indonesia, Pak Prabowo Subianto," jelas Raffi Ahmad.
Tak hanya soal perizinan, sosok Gita Savitri juga dicatut sebagai alumni UIPM dengan nama yang berbeda dalam situs resmi UIPM.
Hal ini terungkap tatkala Gita Savitri mengunggah sebuah IG Story mengenai laman UIPM.
Dalam Instagram Story @gitasav pada Senin (30/9/2024), terlihat testimoni kuliah yang berada di web UIPM dengan nama Anita Sari dengan foto wajah Gita Savitri.
Tampak Gita Savitri mengunggah sebuah tangkapan layar dari web resmi UIPM bertuliskan:
"Archives: Testimonials
Anita Sari
By : admin
As a student at the Universal Institute of Professional Management (UIPM). I am very," tulis tangkapan layar dalam web tersebut.
Kolase foto Raffi Ahmad dan alamat kampus UIPM di Bangkok. (instagram raffinagita7171/instagram undercover.id)
Terlihat jika dalam laman tersebut, terdapat foto Gita Savitri sebagai alumni UIPM dengan nama Anita Sari.
Menanggapi hal itu Gita Savitri tampak santai menyindir namanya yang berubah menjadi Anita Sari.
"Mulai sekarang panggil ogut Anita Sari." tulis Gita Savitri dalam unggahannya tersebut.
Ternyata UIPM mencatut foto Gita Savitri dalam laman testimoninya sebagai alumni mahasiswa.
Tentunya hal ini merupakan testimoni UIPM palsu, karena diketahui Gita Savitri sendiri menempuh pendidikan di Jerman.
Ya, Gita Savitri sendiri merupakan lulusan S1 Freie Universitat Berlin dengan mengambil program studi Kimia Murni.
Testimoni palsu menggunakan wajah Gita Savitri di kampus UIPM itupun viral di sosial media.
Pihak UIPM sendiri sempat menjelaskan tentang adanya alamat di Bekasi yang tertera di laman resmi UIPM.
Agusdin selaku Promotor and Staf Ahli UIPM Indonesia mengatakan, UIPM memang berbasis online sehingga tidak memiliki kampus fisik.
"Ini tidak punya kampus, dia berbasis online, paham? Ya, paham jadi (online)," ujar Agusdin kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (1/10/2024).
"Kalau orang salah seperti netizen yang ke Thailand, lihat ini hotel, harusnya masuk," lanjutnya.
Agusdin mengatakan, alamat di Bekasi adalah kantor untuk surat-menyurat.
"Ya memang bukan kampus, karena ini kantor surat menyurat ya kan, di zaman sekarang udah begitu kantornya. Kantor kita ada di situ ya. Jadi, kami tidak punya kampus fisik," lanjut Agusdin.
Agusdin mengatakan, UIPM menyewa kantor virtual sebagai alamat untuk surat-menyurat.
Sementara itu, seluruh sistem pembelajaran di UIPM dilakukan online.
Ia menepis kabar bahwa UIPM ini adalah kampus bodong.
"Jadi ini universitas asing yang beroperasi di Indonesia. Jadi ini asing ya."
"Jadi, dia pusatnya di Amerika, ada di Prancis, ada di Inggris, ada di Lebanon, di Asia Pasifik, itu ada di Malaysia, di Thailand, di Filipina, di Singapura," ujar Agusdin.
"Nah, di Indonesia ada kantornya di Summarecon Bekasi," pungkas Agusdin. (*)
Posting Komentar
Posting Komentar