Inilah sosok Sukatma alias Ukat pencipta lagu goyang dombret Inul Daratista yang melegenda sejak dirilis tahun 1998.
Berkat lagu goyang dombret pula nama pedangdut Inul Daratista meroket naik di panggung hiburan musik Tanah Air.
Kini sosok pencipta lagu tersebut sudah memasuki usia senja dan bisa hidup makmur dari ratusan lagu ciptaannya.
Nasib Ukat itu memang sedikit dari banyaknya pencipta lagu lain yang hidupnya terlunta-lunta di hari tua.
Dikenal sebagai salah satu maestro musik dangdut, Ukat telah menciptakan lebih dari 800 lagu.
Lalu-lagu ciptaan Ukat antara lain adalah 'Goyang Dombret', 'Pengemis Cinta', dan 'Bintang Pentas' yang menjadi pijakan bagi banyak penyanyi dangdut ternama.
Pedangdut ternama yang besar dengan lagu ciptaan Ukat antara lain adalah Rita Sugiarto, Elvy Sukaesih, dan Dewi Perssik.
Dengan rendah hati, Ukat S selalu mengatakan keberhasilan lagu-lagunya adalah hasil dari para penyanyi yang membawakan karyanya dengan sepenuh hati.
"Lagu tuh saya kasih sama siapa aja jadi yang bikin ngetop ya mereka sendiri," ucap kata Ukat di kediamannya Jalan Pasir Muncang, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Minggu (13/10/2024) lalu.
Royalti dari lagu-lagu ciptaannya yang telah terdaftar di lembaga manajemen kolektif harmony dan Royalti Anugerah Indonesia, masih menjadi sumber penghasilan utama Ukat S.
Dengan royalti yang terus mengalir, Ukat S mendapatkan dukungan finansial yang cukup untuk kebutuhan hidupnya, meskipun ia tak lagi aktif di atas panggung.
"Setiap enam bulan sekali ada pencairan dari royalti, besarannya tergantung pemakaian. Bisa mencapai Rp80 juta per tahun," ungkap anak Ukat S, Siska Handayani, melansir Kompas.com (grup suryamalang).
Ukat pencipta lagu goyang dombret Inul Daratista (Kompas.com/Ruby Rachmadina)
Bagi Ukat, royalti kini seperti napas baru yang menopang kehidupannya di hari tua.
"Jadi seperti uang pensiun. Kalau dari publishing kadang tiga bulan, kadang enam bulan. Royalti cukup untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Ukat.
Lagu-lagu hits ciptaannya, yang dinyanyikan oleh sederet bintang seperti Rita Sugiarto, Elvy Sukaesih, dan Dewi Persik, masih memberikan penghasilan yang stabil.
Lembaga Manajemen Kolektif Harmony dan RAI yang membantu mengelola hak cipta, memastikan tetap memberi imbalan yang layak atas karya cipta Ukat S yang digunakan.
Dari karya-karyanya, mengantar penyanyi seperti Dewi Persik ke puncak karier mereka.
"Banyak yang hits atau menggelegar. Lagu itu saya kasih sama siapa saja, saya tidak bilang, 'Oh ini anak buah saya', tidak. Meski banyak mereka yang tidak mengenal saya," tuturnya dengan rendah hati.
Kini Ukat S menikmati sisa hidupnya dalam keheningan dan kenangan.
Akan tetapi, di usia 78 tahun ini, tubuh Ukat S mulai merasakan dampak usia menua.
Sejak awal tahun 2024, ia mengalami stroke.
"Semenjak kena stroke di awal Januari 2024, jadi kalau untuk nulis lirik lagu masih bisa, cuma sudah agak lambat."
"Sempat tidak bisa jalan, tapi terapi terus, alhamdulillah sudah baikan," kata Siska.
Sejak terserang stroke, teman-teman seprofesinya sering datang berkunjung untuk memberikan dukungan.
Bahkan, beberapa waktu lalu, sekelompok seniman dan musisi menggelar acara di rumahnya.
"Pada main musik di sini. Semacam tribute mungkin ya, itu charity mereka. Bapak tidak ngeluarin apa-apa gitu, jadi sound disponsorinnya sama Caca Handika," beber Siska.
Meski kini lebih sering beristirahat di rumah, Ukat S tetap mengikuti perkembangan dunia musik.
Ukat S masih sesekali membuka YouTube untuk melihat video-video musisi muda yang mungkin sedang membawakan karyanya.
Kini Ukat S menikmati ketenangan di Pasir Muncang, Kabupaten Bogor, bersama keluarganya.
Di balik kesuksesan dan warisan musikalnya, ia lebih memilih kehidupan yang damai, jauh dari sorotan publik.
"Saya sudah lama tinggal di Puncak. Sudah cukup di sini saja, nyaman sama anak-anak, cucu, istri," ujar Ukat S.
Kini S Ukat mungkin jarang terlihat di dunia hiburan, tetapi royalti dari karyanya tetap menjadi bukti abadi bahwa dedikasi dan kecintaannya pada musik dangdut tidak pernah pudar.
Ukat S mungkin tidak lagi sering tampil di panggung, tetapi karyanya masih terus bergema, baik melalui televisi, radio, hingga media sosial seperti YouTube dan TikTok.
Warisan karyanya akan terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
Meskipun fisiknya tak sekuat dulu, warisan musik yang ia tinggalkan akan terus hidup di hati para penggemar dangdut.
Meski tubuh tak lagi sekuat dulu, musiknya akan terus menggema, menari di hati siapa saja yang mendengarnya. (*)
Posting Komentar
Posting Komentar