Mayang Lucyana - Fuji. (Instagram/mayaang.lucyaana/fuji_an)
Kabar soal pembebasan bersyarat Tubagus Joddy, mantan sopir Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah, langsung menjadi buah bibir warganet di media sosial.
Pasalnya, ada respons berbeda terkait bebasnya Joddy dari keluarga Vanessa Angel dan keluarga Bibi Andriansyah. Seperti yang beredar di media sosial, setelah Joddy bebas bersyarat sejak tanggal 10 September 2024, Fuji langsung buka suara dengan konotasi menyindir.
"Enak ya cuma 2,5 tahun, tapi Gala kehilangan orang tuanya seumur hidup,” tulis Fuji.
Alhasil, Fuji langsung diserang netizen karena dicap sombong. Publik lalu membandingkannya dengan Mayang yang dianggap lebih bijaksana dalam menanggapi kebebasan Joddy.
Bahkan, dari banyaknya kritikan yang diterima, Fuji sampai mengatakan ingin berhenti menggunakan media sosial untuk sementara.
"Off sosmed beberapa hari dulu ya, gak kuat. Dadah," tulis Fuji.
Warganet menilai Mayang lebih berkelas ketimbang Fuji karena latar pendidikan yang berbeda.
Mayang Lucyana Fitri. (Instagram)
Mayang Lucyana Fitri adalah adik kandung mendiang Vanessa Angel yang berprofesi sebagai influencer sekaligus penyanyi.
Diketahui jika Mayang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Moestopo yang masuk pada tahun 2022.
Sebagai mahasiswa yang mengambil konsentrasi ilmu Hubungan Internasional, Mayang memiliki bekal ilmu mengenai dinamika hubungan antar negara, berorganisasi, konflik sosial dan global.
Sehingga Mayang cukup tahu mengenai konflik sosial dan bagaimana cara menanggapi, termasuk kontroversi terkait pembebasan bersyarat Tubagus Joddy yang viral belakangan ini.
Terkini, ia dikabarkan tengah magang di kantor DPR RI. Hal tersebut diketahui ketika dirinya mengunggah foto menggunakan lanyard bertuliskan DPR RI.
Diperkirakan tugas magang yang diembannya berhubungan dengan kearsipan dan administrasi, seperti menjadi notulen, serta surat-menyurat yang sifatnya formal.
Sebagai informasi tambahan, sebelum masuk Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Mayang juga dikabarkan pernah mendaftar di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Moestopo, meski akhirnya gagal lulus seleksi.
Kendati demikian, Mayang merupakan alumni siswa MIPA dengan rata-rata nilai 81. Nilai tersebut diakui tinggi oleh Rektor Universitas Moestopo saat itu, Prof. Dr. Paiman Raharjo.
Hanya saja, dalam mengikuti seleksi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), ada beberapa tahapan tes yang harus dilalui, seperti tes bahasa Inggris, Matematika, pengetahuan, hingga uji kompetensi terkait kedokteran.
Sayangnya, saat itu Mayang tidak dapat memenuhi syarat minimal nilai sehingga tidak berhasil lolos menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) di Universitas Moestopo. (*)
Posting Komentar
Posting Komentar