Panas polemik ibu anak Nikita Mirzani dan Lolly bak jadi sorotan besar warganet.
Bahkan, momen penjemputan paksa itu juga ikut dikomentari oleh sosok artis ternama Jennifer Coppen.
Ikut syok melihat sikap Lolly pada Nikita Mirzani, Jennifer pun juga langsung membahas tentang rukiah.
Jennifer Coppen menyebut Lolly perlu dirukiah karena sikap kasarnya ke Nikita Mirzani.
Apalagi, Lolly sempat mengatai ibunya dengan kata kasar berupa kata hewan.
“Itu gue rasa perlu di-rukiah dia (Lolly)," kata Jennifer Coppen dalam siaran langsungnya yang diunggah ulang TikTok @apaaseng, Sabtu (21/9/2024).
Istri mendiang Dali Wassink ini lantas membandingkan pengalaman hubungannya dengan sang ibu yang ternyata tidak harmonis.
Ia mengaku syok dengan tingkah anak Nikita Mirzani tersebut.
"Iya ya aku doain kali ya dia di sini biar sadar, masyaallah itu anak. Aku ya sama ibuku juga dibilang punya hubungan harmonis nggak juga," imbuhnya.
"Tapi seemosi-emosinya gue ke nyokap gue, gue nggak pernah ngata-ngatain dia pakai kata-kata hewan. Gue sampai syok ngelihat video Lolly yang di video snapgram dia terakhir,” lanjutnya.
Momen Jennifer Coppen Umrah bersama Kamari (Instagram @jennifercoppenreal20)
Ibu satu anak ini juga menyayangkan sikap pacar Vadel Badjideh kepada Nikita Mirzani.
Jennifer Coppen kemudian memberikan nasihat pada Lolly.
Sebab tanpa Nikita Mirzani, Lolly tidak akan terlahir di dunia.
“Gue ngerti posisi lo karena gue pernah ngerasain ada di posisi lo,” ujar Jennifer Coppen.
“Tapi coba di saat-saat lo emosi itu, lo inget-inget lagi, lo nggak bakal ada di dunia ini kalau bukan karena ibu lo," imbuhnya.
Tak hanya itu, pemain serial Pretty Little Liars ini juga mewanti-wanti Lolly.
"Lo nggak bakal ngerasain apa yang ibu lo rasain sampai lo nanti jadi orangtua. Gue dulu suka berantem sama nyokap gue, suka ngelawan nyokap gue. Namanya juga gue masih kecil, masih labil ya,” ungkap ibu Kamari ini.
“Baru kerasanya tuh pas nyokap gue udah meninggal ya Lolly. Waktu nyokap gue meninggal gue bener-bener ngerasain nyesel senyesel-nyeselnya,” tandas Jennifer Coppen.
Sebelumnya Lolly saat ini tidak tinggal di rumah Nikita Mirzani usai dijemput dari apartemennya.
Nikita Mirzani memutuskan Lolly dititipkan pihak berwajib dan itu diserahkan ke penyidik Polres Metro Jakarta Selatan.
Plh Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi menyampaikan bahwa Lolly tidak ikut pulang ke rumah Nikita Mirzani, setelah menjalani pemeriksaan.
"LM (Laura Meizani) diperiksa tiga jam semalam. Setelah diperiksa, LM tidak pulang ke rumah," kaya Nurma Dewi ketika ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (20/9/2024).
Nurma menyebut kalau Lolly dititipkan ke tempat penampungan ibu dan anak bernama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA), milik Pemerintah.
"Jika memang nanti keterangannya dibutuhkan, penyidik bisa dengan mudah memanggilnya. Untuk semalam katanya pemeriksaan sudah cukup selama tiga jam," ujar Nurma Dewi.
Soal Penjemputan Paksa
Konflik antara ibu dan anak terjadi di keluarga selebritas Nikita Mirzani. Puncaknya Laura Meizani alias Lolly dijemput paksa.
Konflik antara ibu dan anak terjadi di keluarga selebritas Nikita Mirzani. Puncaknya Laura Meizani alias Lolly dijemput paksa. (ISTIMEWA)
Proses penjemputan paksa Lolly yang dilakukan Nikita Mirzani tengah hangat menjadi perbincangan publik.
Dalam video yang beredar di media sosial, Lolly tampak berontak hingga menangis histeris saat dilakukan penjemputan paksa di sebuah apartemen di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Kamis (19/9/2024) pagi.
Dikutip dari YouTube Intens Investigasi, kuasa hukum Nikita Mirzani, Fahmi Bachmid menceritakan soal penjemputan paksa terhadap Lolly.
Fahmi Bahmid mengungkapkan, bahwa Nikita Mirzani merupakan orang yang bertanggung jawab terkait masalah hukum anaknya, Lolly.
Sehingga Nikita Mirzani berhak untuk membawa Lolly untuk pulang.
"Nikita itu adalah orang yang bertanggung jawab secara hukum, dan dia berhak atas anaknya, dia datang untuk membawa anaknya pulang," ungkap Fahmi Bachmid.
Diketahui, saat penjemputan terjadi juga melibatkan pihak yang berwajib.
Namun Fahmi menegaskan, bahwa polisi hanya sebagai saksi dan tak ikut campur saat membawa Lolly secara paksa.
Sedangkan yang membawa Lolly yakni dari keluarga Nikita Mirzani sendiri.
"Jadi aparat penegak hukum siapa pun yang kita suruh hadir itu adalah sebagai saksi."
"Yang melakukan mengambil membawa pulang atau membawa ke suatu tempat itu adalah Nikita Mirzani, teknis diserahkan kepada kakaknya untuk masuk dan berkomunikasi," paparnya.
Fahmi pun menyebut dirinya sudah berbicara langsung dengan pengelola apartemen tempat kekasih Vadel Badjideh tinggal.
Ia menjelaskan bahwa ada anak di bawah umur yang berada di wilayah apartemen tersebut.
"Saya datang ke apartemen yang petama kali saya cari security, saya tanya Lolly masih ada di kamar sana."
"Oke mana kepala pengelola, tidak lama dia datang 'Bu ini ada anak di bawah umur yang secara hukum ada di wilayah apartemen bu, ini ibunya Nikita Mirzani dia ingin membawa anaknya untuk pulang'," beber Fahmi.
Dikatakan Fahmi, bahwa dirinya juga sudah meminta izin kepada pengelola apartemen tersebut untuk membawa Lolly pulang.
"Supaya kami tidak melanggar hukum, kami mohon izin kalau sampai anak ini tidak mau dibawa," katanya.
Tanggapan Psikolog
Psikolog Nurcahyati turut menanggapi soal tangis histeris Lolly saat dijemput paksa oleh ibunya, Nikita Mirzani.
Nurcahyati menilai bahwa Lolly selama ini memendam rasa emosi buntut adanya konflik dengan Nikita Mirzani.
Sehingga, Lolly sendiri akhirnya meluapkan emosinya ketika penjemputan terjadi.
"Itu emosi yang mungkin terpendam sekian lama gitu ya, efek dari ketidakpuasan-ketidakpuasan konflik-konflik yang terpendam."
"Akhirnya memang bisa jadi muncul sebagai ledakan emosi yang mungkin terlihat sangat ekstrem," ungkap Nurcahyati, dikutip dari YouTube, Intens Investigasi, Minggu (22/9/2024).
Kemudian, Nurcahyati justu menyinggung kemarahan Lolly yang meniru dari ibunya.
Nurcahyati mengatakan, bahwa setiap anak pastinya bakal meniru apa yang diperlihatkan oleh orang tuanya.
"Hanya saja memang sayangnya orang tua seringkali mungkin kurang perhatian bahwa bagaimana anak lalu memiliki cara-cara menampilkan emosi-emosi negatifnya."
"Ini sebagian besar mencontoh bagaimana orang tua juga menampilkan emosi-emosinya," katanya.
Menurut Nurcahyati, orang tua seharusnya bisa mengontrol emosinya sendiri, sehingga sang anak juga ikut mencontohnya.
"Semakin orang tua pandai meregulasi emosinya, maka anak juga akan belajar mencontoh bagaimana sih aku harus menampilkan perilaku-perilaku yang tetap bisa diterima oleh orang lain," pungkasnya.
(*)
(TRIBUNTRENDS/Banjarmasinpost.co.id/TribunLampung.co.id)
Posting Komentar
Posting Komentar